Sebetulnya gobar PGMI baru berlangsung minggu pagi di BGG Bandung Giri Gahana Jatinangor, tapi berhubung sudah lama nian tidak menjajal golf course di Dago, awak hari ini pingin menuntaskan dulu bermain di wilayah utara Bandung itu.
Mobil melaju di tol baru dari pintu Jati Karya. Masih lengang, jalan terasa lebih mulus, lebar temaram tersinar lampu jalan yang masih nyala. Disisi kiri, puncak gunung Salak membiru menjulang nyata anggun dinaungi langit cerah. Di sebelah kanannya, gugusan Pangrango dan Gede nampak samar dikejauhan kelabu mendampingi. Ah pagi begitu indah, se syahdu lagu Koes Bersaudara jaman dulu, Pagi Yang Indah.
Mobil berputar di simpang Cimanggis mengarah Cawang. Sebelum Taman Mini mobil eksit, belok kanan masuk JORR 1.
Di Cikunir, mendaki tol layang menuju Karawang Timur. Hanya satu satu mobil melintas. Tol layang sepi, arloji baru menunjuk pukul 5.20.
Semburat merah tiba tiba muncul mewarnai langit. Merah jingga itu membaur dengan awan putih mengambang di langit biru. Teater panorama alam nan dramatik, pesona tak terperi. Merasa takjub dan bersyukur, tetap diberikan sehat dan masih mampu bepergian.
Melayang di elevated, kiri kanan nampak gigantik meraksasa pembangunan jalur LRT dan Kereta cepat Jakarta Bandung yang tengah berjalan. Ratusan pilar pilar perkasa berjejer bagai serdadu serdadu tegap tak lekang oleh musim. Berkilau tertimpa cahaya mentari pagi. Semoga proyek proyek itu segera selesai, menjadi berkah dan manfaat bagi masyarakat luas.
Memandangi sekitar, teringat mengikuti kuliah umum di awal tahun 90 di negeri kincir angin. Kala itu sebagai pembicara wartawan senior Financial Times spesialis ekonomi Asia memberi contoh, pujian dan kritik terhadap pembangunan yang tengah berlangsung di benua terluas ini.
Benchmark Korea, Taiwan, Singapore, China, Indonesia di garis bawahi.
China yang dibawah pemerintahan presiden Deng Xiao Ping yang mulai membuka diri terhadap asing. Teringat dua jargonnya yang terkenal. Pertama #menjadi kaya itu mulia#. Kedua  #tak perduli kucing itu berwarna apa, yang penting pintar menangkap tikus#
Jadilah negeri tirai bambu itu berideologi komunis dan berpraktik kapitalis untuk mengejar kemakmuran bangsa.