Alam selalu mengkoreksi apapun yang berlebihan. Saat ini alam sedang menyeimbangkan diri. Mencari titik equilibrium, titik keseimbangan agar semesta tetap lestari. Saat ini alam tengah sakit karena ulah manusia.
Dalam pesawat tersenyum, mentertawakan pemikiran diri yang berpikiran menerawang tanpa juntrungan ini. Pikiran tak berguna, namun tak mau henti juga untuk tak berpikir.
Virus adalah garda produk alam yang menyerang manusia, siapa saja tak terkecuali. Yang selama ini manusia secara kolektif telah mengusik dan merusak keseimbangan alam. Terutama yang berada di planet Bumi.
Virus menyerang tanpa toleransi dan tanpa preferensi. Tidak ada like dan dislike. Tak peduli jenis kelamin, suku bangsa, tua atau muda, status keagamaan, manusia saleh atau bejat. Semua menjadi sasaran.
Visi visi para pemimpin global untuk melindungi lingkungan. Yang menginginkan langit yang biru cerah, hutan rimbun menghijau, air yang bening dan segar seolah terbantu oleh pandemi ini. Alam akan diruwat dan dimurnikan dengan pandemi.
Lalu tahun kebalikan dengan angka kontradiksi 1441. Memberikan petunjuk dan arah, bagaimana manusia menjaga diri. Aktivitas harus dikurangi, lebih banyak tinggal di rumah. Kerumunan dihindari, jaga jarak fisik mesti dilakoni. Wisdom wisdom pun berubah dari sebelumnya. Dari wisdom mesti banyak silaturahmi menjadi lebih baik menyendiri. Dari semboyan rapatkan barisan menjadi renggangkan barisan, dst dan selanjutnya.
Tengah asyik merenung renung, terkaget ketika nyonya menepuk pundak. Sudah jangan banyak melamun yang enggak enggak, ujarnya seperti bisa membaca pikiran.
Baiklah, mencoba tidur saja. Tapi ternyata pikiran tak mau istirah, tetap menerawang. Jadi siapa siapa orang yang kebal dan tidak mempan dari serangan virus ini. Tidak ada. Hanya orang yang kuat dan waspada akan terhindar. Orang yang menjaga daya tahan tubuh dengan segala upaya dan orang yang bisa bersiasat di masa pandemi.
Terus kapan pandemi akan berakhir. Kembali teori othak athik gathuk memberi pertanda. Ya kalau tahun sudah berganti. Kembali mentertawakan diri. Mentertawalan khayalan dan sekaligus harapan dalam kegelapan. Harapan vaksin pencegah dan obat penakluk covid 19 segera ditemukan.
Tiba tiba semuanya gelap. Kecamuk pikiran menghilang. Tidur pulas.
Sore itu pesawat Emirates mengurangi ketinggian. Melayang di atas teluk Jakarta. Menerobos langit yang tak begitu cerah. Mendarat anggun di bandara Soetta, terminal tiga.
Begitu mendarat yang pertama nyonya tanyakan, jadinya mampir dimana? Sarimande, Mang Kabayan atau Sate Solo. Pertanyaan multiple choise kulineran yang kali ini susah untuk segera menjawabnya. Terlanjur seneng semua masakannya. Baik masakan Padang, Sunda atau masakan Jawa Solo.