Jorge kecil lahir dan dibesarkan di Buenos Aires. Anak seorang Akuntan. Kecukupan namun diminta bapaknya untuk bekerja paroh waktu di kantornya, membantu bersih bersih. Pergaulannya dengan kalangan bawah di lingkungan kerja ini akan mempengaruhi mind set nya saat nanti dirinya memimpin Vatikan.
Menjadi pemimpin Gereja seolah sudah menjadi panggilan dan pertanda yang mengikuti Jorge sejak kecil.
Suatu hari Jorge kecil berjalan jalan sendirian dibagian wilayah kotanya. Menemukan sebuah Gereja tak terurus dan masuk kedalamnya. Jorge merasa mendengar suara Gereja itu berbicara kepadanya. Meminta Jorge untuk merawatnya. Jorge terkesima. Kemudian mendaki bukit, mengangkut batu batu yang diperlukan untuk memperbaikinya. Sehingga Gereja itu menjadi layak.
Saat dewasa Jorge memadu cinta. Suatu sore akan mengikat hubungan yang lebih dalam. Berdandan rapi, membeli buket bunga untuk sang kekasih. Berjalan kaki menyusur jalan kota untuk menemui kekasihnya. Melewati sebuah Gereja yang terbuka pintunya. Terdengar sayup sayup dentingan piano dari dalam Gereja, melankolis teduh seolah mengundang dirinya untuk masuk.
Jorge masuk Gereja yang lengang, terdengar suara mempersilahkan Jorge masuk ke bilik pengakuan.
Duduk di ruang pengakuan, Jorge bertanya heran. Kenapa dirinya harus duduk disitu. Kepala Gereja pun sebenarnya heran. Karena pagi tadi ada suara tak biasa berulang ulang dibatinnya, yang memerintahkannya untuk berangkat ke Gereja. Menyambut kedatangan jemaat khusus yang akan tiba. Namun tak ada yang datang ke Gereja sampai sore itu. Hanya Jorge yang datang.
Jorge mendatangi kekasihnya dan memutuskan hubungan cinta. Kemudian melanjutkan sekolah keagamaan ordo Yesuit.
Lalu pertanda yang lain, saat Jorge seolah diasingkan dari Buenos Aires untuk bertugas di Cordoba Spanyol. Karena dianggap pro junta militer Argentina. Di perbukitan kota Andalusia itu Jorge mendengar suara yang memerintahkan, agar dirinya belajar kehidupan kepada rakyat jelata.Â
Kepada para jemaatnya. Karena rata rata pemimpin jarang belajar mendengar. Jorge melaksanakan, akan menjadi modal yang lain saat nanti memimpin di Vatikan.
Tahun 2005,Paus Yohanes Paulus ll wafat. Akan dilakukan pemilihan Paus baru. Sebagai Uskup Agung Argentina, Jorge menjadi salah satu kandidat dalam pemilihan itu. Namun Jorge  mengatakan kepada kolega koleganya, saya tidak ingin, saya tidak pantas memimpin Vatikan.
Rekannya mengatakan, pemimpin hebat biasanya bermula dari seseorang yang sebenarnya tidak ingin memimpin. Namun keadaan lah yang akan memaksanya untuk menjadi pemimpin.