Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Amerika Latin, Catatan Perjalanan 31

20 Mei 2020   17:53 Diperbarui: 22 Mei 2020   07:50 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



screenshot-20200520-120336-compress96-5ec517e5097f367fe37b2dc2.jpg
screenshot-20200520-120336-compress96-5ec517e5097f367fe37b2dc2.jpg
 
img-20200520-wa0051-compress57-5ec516a7d541df2772525af3.jpg
img-20200520-wa0051-compress57-5ec516a7d541df2772525af3.jpg
 

Makam Evita Peron
Evita Duarte yang kemudian terkenal sebagai Eva atau Evita Peron adalah role model kisah transformasi yang amat sukses.

Lahir dari kalangan tidak berpunya, ditinggalkan ayahnya kala masih kecil. Mencoba bertahan seolah anak yatim yang hanya diasuh ibunya. Bergumul dengan kesulitan, perjuangan orang bawah yang terpinggirkan. Umur lima belas merantau ke Bnos A, ibukota. Menjalani kehidupan seniman sebagai artis panggung, bintang film dan penyiar radio. Beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda. Autodidak belajar dan menyiasati kehidupan.

Takdir mempertemukan dirinya dengan kolonel Juan Peron, rising star dunia politik dan kekuasaan Argentina. Mereka menjadi sepasang kekasih.

Melalui serangkaian pergolakan dan gesekan kehidupan yang terkadang amat keras. Dengan dukungan kecerdasan, perjuangan serta keandalan cara berkomunikasi Evita, tahun 1946 Juan Peron terpilih menjadi Presiden Argentina. Sedangkan Evita isteri ke dua Juan, menjadi beautiful young and smart first lady di usia dua puluh tujuh.

Pada jamannya, Evita adalah maharani yang dikasihi kaum bawah namun dibenci oleh kalangan atas.

Pagi yang redup, berziarah ke makam Evita  adalah wisata pertama kami di Bnos A. Berada dalam komplek pemakaman dalam kota, la Ricoleta. Konon berziarah di makam mantan ibu negara yang legendaris ini seolah sudah menjadi kewajiban bagi wisatawan di Bnos A.

Rintik gerimis menyambut kedatangan kami di komplek pemakaman. Sejenak berteduh di gerbang tinggi besar bercat putih berpilar Romawi. Gerimis malu malu itu hanya sejenak bertahan. Segera Marisa memandu kami berkeliling di komplek cemetery elit cukup luas ini.

Komplek yang asri, terawat, rapi dan hening. Bangunan makam berjejeran padu dengan gaya arsitektur bervariasi dan luas makam yang berbeda beda. Warna putih mendominasi.

Makam Evita Peron. Dokpri
Makam Evita Peron. Dokpri
img-20200520-wa0059-compress9-5ec4fdced541df2dfe6ccf72.jpg
img-20200520-wa0059-compress9-5ec4fdced541df2dfe6ccf72.jpg
Marisa menjelaskan, komplek cemetery ini dihuni oleh jenazah orang orang kaya dan terkenal. Para petinggi pemerintah dan militer, seniman sukses, bisnisman - woman dan orang orang berada lainnya.
Biaya perolehan tanah dan pemeliharaan tahunannya sangat mahal, jelas Marisa.

Sebagaimana seperti semua orang, setiap jenazah juga memiliki cerita yang beraneka. Marisa berhenti di beberapa makam dan menceritakan kisah kisah unik para penghuninya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun