Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Amerika Latin, Catatan Perjalanan 21

30 April 2020   07:45 Diperbarui: 30 April 2020   13:22 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyusuri jalan sempit ini nuansanya serasa menyusur kampung batik di Kauman atau Laweyan kota Solo yang juga jalannya sempit dan kuno. Kalau di Solo bangunan bangunan peninggalan Belanda itu banyak berhias pintu jendela ornamen kayu jati utuh kuat, bergaya Jawa. Di Cuzco bangunan kuno ini didominasi ornamen ornamen batu yang variatif, rapi dan padu. Keterpaduan dan cita rasa yang memukau. Memang suku Inca dikenal sebagai ahli penata batu berseni.

Jalanan sempit memanjang lengang, seolah tak berujung. Sendirian menghela langkah diuari udara pagi yang dingin. Lingkungan ini terasa kosong magis sekaligus indah. Kaki terus melangkah menuju plaza luas yang tadi malam sepintas terlihat.

Cuzco old street. Dokpri
Cuzco old street. Dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
 

Melintasi ranting ranting jalan dan gang lebih sempit berhias bebatuan. Membayangkan kalau jadi sutradara film, kira kira shooting adegan seperti apa yang cocok di tempat ini. Romantis, Horor adegan kejar kejaran?

Berbelok beberapa kali, menyusuri rotunda berlengkung lengkung cantik akhirnya sampailah awak di plaza itu.

Peru sebagai negara yang pernah dikuasai Spanyol, pasti meninggalkan jejak jejak budaya dan arsitek dari negeri Matador. Sebagaimana di kota Lima, plaza tempat awak berdiri pagi ini disebut plaza de armas atau plaza major Cuzco. Kalau kita berada di kota Madrid ibukota Spanyol, bakal juga ditemui plaza major sejenis di jantung kota dengan warna warna tembok mencolok. Plaza major berarti lapangan besar atau plaza de armas yang bermakna lapangan parade. Pasti lapangan itu dibangun untuk tempat perayaan dan parade.

Pagi masih lengang duduk sendirian di kursi taman di tengah plaza de armas. Di depan, menjulang megah masif kathedral utama Cuzco nampak antik ikonik. Berdinding warna maron kuno, berarsitektur eklektik Inca dan Spanish, megah intimidatif. Di sebelah kanan awak, tegak gereja kolonial lebih kecil dengan warna serupa, merah maron.

Dibelakang awak adalah fountain aktif, sebagaimana di kota Lima dianggap sebagai titik pusat dunia. Di kejauhan gugusan pegunungan Andes melingkungi. Gugusan tinggi seolah mengepung kota ini. Suasana pagi lengang sunyi. Seolah hari sedang bermeditasi. Awak kagum dan larut dalam suasana, tepekur. Membayangkan kehebatan orang orang Inca kuno, baik cita rasa keindahannya serta kecerdasan trampil keteknikannya. Walaupun rata rata bertubuh mungil, namun mereka orang Inca kuno mampu menghasilkan legacy legacy megah, indah dan abadi hingga kini.

Penuh rasa kagum awak bangkit dari tempat duduk, menyeberang jalan. Menapak undakan kathedral yang memanjang. Berdiri di tengah halaman batu luas. Menikmati dan memotreti sekeliling. Membayangkan tengah berada di pusat dunia. Menarik nafas dalam, shocking udara miskin oksigen tak terasa lagi. Badan terasa bugar. Pelan kembali merasa bersyukur, mengucap Alhamdulillah. Tubuh tua ini masih bisa diajak kompromi untuk bepergian jauh.

Matahari mulai menunjukan keberadaannya, dengan bersit bersit cahaya menoreh langit. Orang orang berdatangan masuk gerbang utama kathedral. Rupanya ada misa pagi. Awak ikut melangkah masuk gerbang. Penjaga kathedral memberitahu, di dalam ruangan tidak boleh memotret dan tidak boleh duduk di kursi kecuali peserta misa.

Sejenak mengagumi ruangan megah kathedral tua ini. Tata lampu temaram membikin suasana adem, sakral sekaligus tintrim. Nyanyian koor sayup mengapung di ruangan sangat tinggi berdinding kelabu itu. Misa teduh pagi hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun