Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Amerika Latin, Catatan Perjalanan 19

23 April 2020   11:09 Diperbarui: 23 April 2020   11:15 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para dukun dan tetua sepakat, penguasa harus mengorbankan para wanita remaja cantik, untuk menenenteramkan El Nino si bocah lelaki ndugal itu. Jadilah wanita wanita muda cantik dikorbankan di kuil Huaca. Bagaimana detil ritual pengorbanannya, kelihatannya Jose tak sampai hati untuk bercerita.

Wanita cantik yang dikorbankan sesuai petunjuk dukun tidak hanya satu atau dua tetapi beberapa orang. Jose bercerita, suatu saat di wilayah Lima sudah kehabisan remaja cantik. Sedangkan saat upacara pengorbanan telah tiba. Akhirnya untuk menutupi kekurangannya, beberapa remaja pria dirias mirip perempuan. Bahkan ada juga hewan Alpaca atau Llama betina ikut dikorbankan untuk mencukupi jumlah persembahan. Demi mencegah datangnya El Nino si bocah nakal. Oh, alangkah sedihnya.

Bus berlalu dari pyramid Huaca Pucllana, bangunan masif magis bermuatan cerita mengerikan yang kini adalah salah satu ikon wisata kota Lima.

Bus merayap dalam kemacetan untuk menuju landmark paling tersohor kota tua Lima. Kami menuju Plaza de Armas atau Plaza Major.

Di sekeliling plaza segi empat luas ini tegak berdiri bangunan bangunan kuno bersejarah negeri Peru. Gedung gedung megah, unik, tua tapi masih tetap terawat dan berfungsi dengan baik. Plaza de Armas adalah tujuan wisata utama kota Lima.

Istana Presiden, istana Persatuan, Kathedral, museum keramik dan sejarah, rumah dinas Bishop di pojokan dengan balkon khas. Dan banyak bangunan lain yang ikonik fotographic berdiri berjejeran di sepanjang pinggiran plaza segi empat bujur sangkar ini.

Pastinya sangat kuat pengaruh arsitektur Spanyol pada bangunan disini, khususnya gaya era Barock. Yang mulai marak pada awal abad 16, gaya dengan ornamen yang melebih lebihkan style era Renaisance.

Jose mengajak turun dibelokan macet. Berjalan kaki di walking promenade, berbaur dengan wisatawan lain yang ramai menyusur menuju Plaza Major.

Unfortunately pagi ini disekeliling plaza ditutup pagar. Polisi Lima berkelompok menjaganya. Siang ini akan ada demo cukup besar. Para pendemo harus di luar pagar dilarang masuk plaza major. Kami dan para wisatawan ikut menjadi korban, dilarang masuk plaza megah ini.

Meskipun Jose mencoba bernegosiasi, menjelaskan bahwa kami wisatawan dari Indonesia negeri yang amat jauh. Polisi bergeming, tidak memberikan ijin kami masuk plaza.

Jadilah kami berkeliling, menikmati keindahan plaza dari kejauhan, di luar pagar pembatas demo. Beberapa orang bandel yang mencoba masuk plaza diusir polisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun