Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Amerika Latin, Catatan Perjalanan 18

21 April 2020   08:46 Diperbarui: 21 April 2020   10:04 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah malam pula kami berbaris menyeret koper koper besar bawaan. Berjalan berurutan menuju bus di tempat parkir. Diterpa cahaya lampu, bayangan siluet konvoi kecil ini terlukis di permukaan aspal jalanan. Saat yang berat dan lelah ketika dijalani, namun akan menjadi memori indah ketika dikenang nanti.

Inilah kora Lima yang terkenal ramah dan damai. Dari bandara menuju hotel di kota. Lewat tengah malam, bus menyusuri jalanan yang masih ramai. 

Jose, pemandu kami di Lima menjelaskan. Kota Lima jauh lebih aman dibanding Sao Paolo atau Rio de Janeiro. Di Lima tidak ada wilayah kriminal model Favela di Rio, meskipun masih banyak juga kampung kumuh disini.

Bulevar lebar di kiri kanan jalan masih cukup ramai orang meriung dan berjalan santai. Gedung gedung kuno bergaya Spanyol antik berderet di kiri kanan jalan. Nampaknya Lima benar benar kota yang aman, orang tidak takut berjalan malam.

Malam telah lewat berganti pagi. Chek in di hotel dini hari. Agak aneh tapi nyata. Romantika berwisata. Menata koper, sholat Isa dini hari di Peru. Alhamdulillah.                

Pacific sea, Lima. Dokpri
Pacific sea, Lima. Dokpri
                  *********

Alarm tubuh tak pernah terlambat, walau tidur telat. Pagi pagi keluar hotel mengamati jalanan yang mulai ramai. Hotel berdekatan dengan stasiun kereta bawah tanah. Kerumunan ramai keluar dari gerbang stasiun, seolah laron berhamburan dari sarangnya. Bergegas, berjalan cepat di bulevar lebar senor dan senorita latino rapi jali. Drama pagi orang orang menunaikan kewajiban menuju tempat kerja.

Pagi ini Jose membawa kami ke Miraflor area, kawasan baru kota Lima. Distrik dengan deretan gedung tinggi serta taman memanjang indah terbuka. Berada di tebing menghadap lautan Pasifik.

Dibawah taman adalah Larcomar mall terbesar di kota Lima. Pada mulanya Larcomar akan dibangun di area taman. Namun diprotes oleh banyak warga Lima, karena mall ini akan menutup view pasifik yang cantik dari Bulevar dan taman. Jadilah shoophing mall besar itu dibangun di bawah tanah.

Pagi ini kawasan Miraflor belum begitu ramai. Berdiri di tebing taman menghadap ke barat. Di bawah sana ombak pasifik  bergulung tak henti menyambangi pantai pasir putih landai melengkung. Dibawah tebing karang.

Kawasan ini terkenal dengan view sunset yang indah di horizon lautan teduh. Sayang kami tidak akan disini lagi. Nanti sore kami sudah harus meninggalkan Lima. Terbang ke Cusco, kota Inca diatas gunung.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun