Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Amerika Latin, Catatan Perjalanan 13

11 April 2020   10:53 Diperbarui: 17 April 2020   20:02 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#Air Terjun Iguazu#

Ojo gumunan ojo kagetan, nasihat pak Harto jaman Orba. Di Televisi, Radio dan Koran. Beda kontek dengan saat ini, ketika melihat betapa eloknya air terjun Iguazu.

Orang yang  tidak gumun, pelancong yang tidak kagum pasti telah hilang saraf dan cita rasa keindahannya. Jadi  dalam kasus ini, gumun dan kagum menjadi wajib, otomatis ketika menatap alam luar biasa ini. Subhanallah.

Namun sebelum berdiri di depan keindahan itu, kami usai menjajal sensasi terbang mengamati air terjun dahsyat berhias pelangi mejikuhibinilu.... merah jingga kuning hijau biru nila ungu...... meneruskan perjalanan menuju taman nasional Iguazu atau Iguasu.

Membayar tiket masuk taman nasional Iguazu, bus menuju resto untuk makan siang. Restoran panggung berbahan dominan kayu berada di dalam wilayah taman nasional. Dilingkungi hutan sub tropis Brazil, resto ini seolah mengapung diatas sungai Iguazu.

Siang itu resto resort ini sudah padat pengunjung. Makan siang tersaji prasmanan, buffet dengan berbagai jenis makanan Eropa, Asia, Brazilia di meja meja kayu panjang. Dipersilahkan ambil sesukanya. Asal ikut antri.

Seorang gadis remaja dipojokan, sendirian duduk di kursi bar memainkan gitar. Bernyanyi solo. Lagu lagu Ballad dilantunkan, sedikit menyejukan siang hari yang cukup gerah ditengah hutan Brazil Argentina ini. Boleh juga, cukup menghibur. Denting denting gitar menggelitik, ditingkahi olah vokal khas, cengkok musik country.

Makan siang bergairah setelah pagi tadi breakfast ala koboi. Makanan yang paling mengena di selera adalah potongan potongan ayam goreng ala latino. Yang rasanya pasti bakal terkenang, masih terasa walau sebulan berlalu. Kering, gurih kemrenyes menggoyang lidah. Siang itu ayam goreng menjadi bintang dan rebutan pengunjung.

Rombongan latam duduk di beranda tepat disisi sungai, hanya berbatas pagar kayu. Makan siang sambil melongok ke sungai. Terlihat Buaya di dasar sungai, diam membisu dengan permukaan kulit kelabu bergerigi mengerikan.

Makan siangpun usai, energi kembali pulih mengalir. Saatnya bertualang. Berjalan kaki merambah hutan menuju air terjun paling keren sedunia.

Tak jauh dari resto bus menurunkan rombongan di depan resort berwarna pink. Resort indah bergaya eklektik Spanish Victorian. Resort satu satunya di dalam taman nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun