Ternyata sekarang di dekat stasiun sudah tersedia lift ke atas. Meskipun sebenarnya dengan  mendaki akan memberi nilai wisata lebih sensasional. Namun kami ingin menghemat tenaga, juga waktu. Tur masih panjang.
Lift membawa kami ke atas hanya dalam tempo 3 menitan.
Keluar dari lift telah tersedia pula eskalator. Dua kali numpang eskalator, sampailah kami di plaza patung Yesus di puncak gunung Corcovado yang tersohor di seluruh dunia.
Yesus menjulang. Wajah, rambut dan tubuhnya menyatu dengan langit yang cukup cerah pagi itu. Sosok gigantik karya manusia yang luar biasa. Didirikan di lokasi dengan lanskap komplit dan menawan. Samudera, Teluk, Laguna, Gunung gunung, Hutan, Gedung gedung, Langit dan ketinggian. Jadilah tempat ini sebagai destinasi wisata mempesona.
Patung bergaya art deco rancangan seniman Prancis ini telah tegak disini mendekati seratus tahun. Berdiri sejak tahun 1931. Walaupun sebenarnya pertama kali diinisiasi tahun 1850 dan ditolak. Baru pada awal 1900 an disetujui, dan tahun 1921 dimulai pengerjaannya.
Patung Yesus menghadap kearah kota Rio de Janeiro. Tangannya membentang selebar 28 meter. Seolah melindungi dan memberkati kota itu.
Pasir putih pantai Copacabana dan Ipanema menghampar dikepung bangunan berderet masif. Nampak kecil dikejauhan. Gunduk gunduk pegunungan bak punuk punuk sapi raksasa diseputar menyajikan panorama lukisan realistik raksasa, padu indah.
Di sebelah kanan bawah Yesus, stadion Maracana kebanggaan warga Brazil membulat dengan rumput menghijau ditengahnya.
   Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H