Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kota, Atraksi, dan Tempat Menawan di NZ 5

16 Januari 2020   17:52 Diperbarui: 16 Januari 2020   17:57 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Wellington - Ketemu Pak Dubes

Wellington adalah ibukota Selandia Baru. Kota terbesar ke tiga setelah Auckland dan Christchurch. Disanalah KBRI di NZ berada.

Sore itu beberapa bulan yang lalu, kami berenam senioren Golfer berkunjung ke kantor itu. Mas Tantowi Yahya, Dubes kita ada waktu longgar akan menemui kami.

Tentu kita semua akrab dengan pak Dubes. Pernah memandu acara TV populer bertajuk Who Wants To Be Millionair. Juga menjadi komandan sekaligus bintang acara mingguan di layar kaca, pagelaran musik Country. Acara yang selalu berlangsung meriah dan semarak.

Lagu-lagu Bengawan Solo, Aryati, Balada Pelaut dan lain lain dibawakan mas Tantowi dengan cengkok Country. Warna vokalnya mirip penyanyi top country Amerika Vince Gill. Mendayu melow romans. Batu pun bisa meleleh bila mendengarnya.

Memasuki lobi desk penerima tamu, nuansa Papua kental mewarnai ruangan itu. Ukiran kayu, ornamen suku Asmat terpajang dan menghiasi disana sini. Padu berkarakter.

Melewati desk penerima tamu, kami dipandu menuju ruangan Sriwijaya. Pastinya furniture, kain, warna merah keemasan Palembang mendominasi. Disanalah kami menunggu sejenak.

Mas Tantowi, pak Dubes muncul segar ber jas lengkap. Dengan styling-nya yang ramah dan bersahabat. Perbincanganpun mengalir santai tentang macam macam hal. Sembari mencecap teh hangat dan mengemil berbagai kue kering made in Tanah Air.

Selama sekitar dua tahun sebagai Dubes NZ, mas Tantowi menyimpulkan apa nilai utama, core value warga negeri Kiwi ini. Yaitu bersih, menjaga keseimbangan lingkungan dan taat hukum.

Nilai nilai utama itu konon telah menjadi praktik, kebiasaan bermasyarakat sehari hari. Bukan lagi wacana atau teori.

Tujuan menjadi komunitas yang bahagia dicapai dengan menerapkan tiga nilai utama tadi. Kebahagiaan bukan Zero Sum Game. Satu pihak sangat berkelimpahan yang lain kekurangan. Melainkan kebersamaan, situasi dan posisi win win. Mental dan praktik tiga nilai tadi kuncinya. Terbukti indek Gini, indek kesenjangan sosial NZ sangat kecil. Begitulah pembelajaran hebat yang kita terima dari masyarakat Selandia Baru.

KBRI NZ, Wellington. Dokpri
KBRI NZ, Wellington. Dokpri
Dari ruang Sriwijaya pak Dubes mengajak kami bertandang ke ruangan ruangan lain.Di salah satu koridor mas Tantowi berhenti. Di tembok terpampang foto 6 mantan Presiden dan pak Jokowi sebagai Presiden aktif.

Mikul duwur mendem jero itulah yang disampaikan pak Dubes. Setiap Presiden memiliki momen dan andil besar untuk eksistensi, perkembangan dan kemajuan Nusantara. Itu yang kita kita tidak boleh lupa dan menegasikan. Setiap pemimpin memiliki jasa besar, dan tentu juga tidak steril dari luput dan khilaf. Mas Tantowi serius menyampaikan. Wisdom yang menggetarkan.

Ruang Bali adalah hall utama. Tempat pertemuan besar diselenggarakan. Tentu saja segala pernik di ruangan ini membuat kita serasa berada di Denpasar atau rumah bangsawan Klungkung.

Kami juga diajak meninjau ruang perpustakaan sekaligus etalase produk produk Indonesia. Kopi, coklat dan produk produk Indonesia dipajang disana. Untuk pengenalan dan juga promisi produk Tanah Air.

Sore itu kami meninggalkan kantor KBRI dengan pemahaman dan pencerahan tentang tata nilai mulia masyarakat negeri paling selatan ini.

Mas Tantowi dari artis menjadi anggota Parlemen dan kini mengemban tugas sebagai diplomat. Yang jelas sosok kesenimanannya tak pernah hilang. Kami berenam berdoa untuk kesehatan dan kesuksesan beliau.

*********
Botanikal garden adalah salah satu destinsi menarik kota Wellington. Terletak di ketinggian kota. Di sebuah bukit.

Menuju kesana tersedia Cable Car. Meski sebenarnya berupa kereta yang mendaki diatas rel tetapi disebut Cable Car.

Kami berada di terminal keberangkatan yang berada ditengah shopping mall. Kereta merah dengan rel miring tiga puluh derajat itu membawa kami ke atas bukit.

Di puncak pengunjung bisa berjalan jalan di kebon raya dengan pepohonan unik raksasa. Atau ngupi ngupi sambil memandangi kota Wellington. Yang pantai landainya tak henti diterpa ombak.

Wellington kota paling selatan di pulau utara. Kami masih akan menginap semalam. Besok kami bertolak meninggalkan.

Cable Car Wellington. Dokpri
Cable Car Wellington. Dokpri
#NZkotakalam5#

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun