Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kanada dan Alaska di Musim Gugur, Catatan Perjalanan 17

18 Oktober 2019   10:14 Diperbarui: 18 Oktober 2019   10:24 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi tadi dari hotel rombongan menuju terminal Cruise Vancouver. Koper koper yang telah dilabeli nomor kamar di Kapal dipisahkan. Nanti diturunkan dan diurus Crew Kapal. Agak sore, Koper koper akan ditaruh didepan kamar masing masing.

Bersalaman dan mengucapkan salam perpisahan kepada Pauline. Pemandu kami di Kanada selama satu minggu. Yang telah berusaha keras menjelaskan destinasi yang disinggahi. Berbahasa Indonesia dengan Slank dan intonasi tak terlupakan. Terima kasih Pauline dan Thompson telah memandu perjalanan dengan baik. Kami bergegas menuju gate Imigrasi.

Walaupun Kapal bersandar di Vancouver Kanada, namun untuk boarding harus melalui pemeriksaan Paspor oleh Imigrasi Amerika. Crystal Symphony dianggap sebagai teritori negara Adidaya itu. Karena akan berlayar di Alaska, salah satu negara bagian Paman Sam.

Para calon penumpang sudah cukup ramai, berbaris antri. Setelah melalui proses Imigrasi yang cukup ketat oleh staf staf Imigrasi yang tampilannya mirip Arnold Swaz, sangar namun ramah.

Dan kemudian di meja reception diberi kartu identitas penumpang Kapal. Akhirnya kami meniti tangga penghubung cukup panjang. Antara Terminal dan Kapal.

Di selasar Kapal, para penumpang per keluarga bergantian di ambil gambar masing masing di foto spot. Juru potret India itu mengatur gaya kami dengan ramah dan demanded. Foto foto itu nantinya akan dijual dan dipajang di Deck 6.

Embarkasi, masuk ke Kapal. Kami telah resmi berada di wilayah Amerika, yang mengapung di negara Kanada. Kami berada di perut Crystal Symphony.

Crystal Symphony adalah Kapal Cruise putih buatan Finlandia tahun 1995. Panjang 238 meter memuat penumpang 848 orang dan Crew 534 orang.

Setelah makan siang di Water Side, restoran terbesar di Kapal ini para penumpang menunggu di hall lantai 5. Sebelum bisa masuk ke masing masing kamar yang sedang disiapkan.

Sempat ngobrol dengan beberapa penumpang dari Kanada. Semuanya senior dan sudah pensiun. Rute Cruise ini dianggap istimewa. Mereka rela mencairkan tabungan atau menjual Aset tidak produktif, untuk ongkos pengalaman sekali seumur hidup ini.

Crystal Cruise lebih kecil dibanding Kapal Cruise Royal Caribbean berlantai 14. Yang melayari rute Singapore - KL - Penang - Phuket - Singapore. Namun dari sisi fasilitas Crystal lebih luxurious.

Belajar dari kegagalan Awani Dream, Kapal pesiar Indonesia. Rute Jakarta - Surabaya tahun 1993 yang hanya bertahan bulanan. Atau melihat cerita tidak terealisirnya operasi Cruise yang rencananya akan melayari pantai pantai Sulawesi. Dari Makassar di Sulsel, Sulteng sampai Manado Sulut, awak akan mencoba me list fasilitas yang ada di Kapal ini.

Barangkali bisa menjadi sedikit referensi bagi PT Pelni. Yang pernah punya rencana untuk mengkonversi salah satu Kapal Penumpang yang dioperasikan. Menjadi Luxurious Cruise.

Mulai dari Deck atau lantai 5 yang merupakan ruang utama. Di ujung, ke arah haluan berdiri meja panjang seperti reception di hotel. Dilayani beberapa pegawai pria wanita necis untuk berbagai keperluan. Dari informasi, kasir sampai urusan booking tur di darat.

Ditengah deck 5 adalah Hall utama. Luas dan mewah dengan Air muncrat dan kolam kecil menjadi titik pandang utama. Di sisi kiri lounge cozy melebar sampai dinding kaca.

Sepanjang 24 jam, Jam berapapun para penumpang bisa minum ataupun memesan makanan kecil disini. Gratis. Sore sampai agak malam disajikan berbagai show.  Gitar tunggal, instrumentalia Piano. Atau nona cantik yang bergoyang menggesek Biola, seolah mengikuti goyangan Kapal.

Disebelah kanan, berderet tempat tempat duduk. Sebagai Meeting poin atau bersantai. Di hall ini pada saat menjelang berakhirnya pelayaran, akan diselenggarakan acara Extravaganza. Para penumpang akan bernyanyi nyanyi dan berjoget di Hall ini. Dengan dress code berwarna putih.

Promenade Kapal. Dokpri
Promenade Kapal. Dokpri
Ke arah haluan, adalah lift lift penghubung ke semua lantai. Dibelakangnya restoran formal terbesar di Kapal Water Side. Para penumpang yang santap disini akan dilayani sesuai urutan menu. Tidak ada prasmanan.Lantai 6 seolah menyatu dengan lantai 5. Terbuka dalam satu atap bulatan Kaca artistik. Dihubungkan dengan tangga manual melengkung di tengah ruangan.

Di lantai 6 ini berderet publik fasilitas. Dari toko Pakaian, Arloji, Tas, Parfum, Sunglases sampai jualan Teropong.

Gedung Bioskop Hollywood Theatre berada di lantai 6 ke arah haluan. Disambung Casino dan Galaxy hall. Ruang luas kedap suara untuk atraksi atraksi pertunjukan utama.

Di lantai ini juga, ke arah buritan adalah galery untuk pemajangan foto foto para penumpang. Juga lounge cukup luas Starlite, tempat penumpang bisa berdansa atau belajar berdansa dengan instruktur dari Kapal, setiap sore sampai larut malam.

Disambung ruang perpustakaan rapi berlantai parket coklat terang. Ruang cerutu berfurniture klasik, pub kecil. Juga 2 restoran formal. Resto Umi Uma, menyajikan masakan Jepang, walaupun namanya berbau Timur Tengah. Kemudian satu lagi resto Prego, khusus untuk santap masakan Italia.

Kamar kamar penumpang berada di lantai 7 sampai dengan lantai 10 dan sebagian di lantai 5.

Lantai 11 dan 12 didominasi kumpulan fasilitas olah raga. Kolam renang, mini golf driving range. Juga terdapat ruang memorabilia berisi foto foto, vandel dan plakat plakat terkait dengan kapal ini. Terkadang ruangan ini dipergunakan juga untuk instruktur memberikan kursus bermain Golf.

Lantai 12 adalah jogging track berpagar tralis mengitari Kapal. Juga Tennis Court, ruang pingpong, in door dan out door untuk nge Gym dan Fitness.

Di ujung haluan adalah ruang pandang, Panorama room. Ruangan luas berdinding kaca, untuk menikmati panorama selama berlayar. Ruang Palm Court. Disampingnya adalah ruang fantasia. Fasilitas yang disediakan untuk anak anak, yang biasanya ramai kala musim liburan.

Di ujung buritan ruang yang paling sering dikunjungi Para penumpang. Yaitu Market Place, tempat Sarapan, Makan siang atau makan malam dengan prasmanan aneka ragam makanan. Market place memiliki out door dengan perangkat meja kursi kayu. Para penumpang bisa santap disini beratap langit, dan di kiri kanan  belakang dikitari lautan luas membiru.

Out door resto. Dokpri
Out door resto. Dokpri
Disamping Market Place ada resto formal. Silk Resto, menyajikan khusus masakan Cina.Itulah sebagian besar fasilitas Kapal ini yang bisa dinikmati tanpa biaya tambahan. Tak kalah vitalnya, juga disediakan fasilitas Wifi kapal gratis selama perjalanan.
Itulah yang Awak amati dan nikmati selama seminggu berlayar.

Potensi wisata Cruise di Tanah Air sebenarnya sangat besar dan menjanjikan. Hanya selama ini belum tereksplore optimal. Mungkin tidak ada ruginya bagi para pihak berkepentingan, suatu saat meluangkan waktu studi banding. Berguru kepada perusahaan perusahaan Cruise, semacam Crystal Symphony atau Royal Caribbean. Dalam rangka mengembangkan dan menggairahkan wisata laut Indonesia ke level International.

img-20190911-192440-2-compress2-5da92ee8097f36483613bb82.jpg
img-20190911-192440-2-compress2-5da92ee8097f36483613bb82.jpg
Pukul 15.00 hari pertama, waktu Vancouver, Kapal masih bersandar. Semua penumpang dipanggil melalui pengeras dan sound system. Harus segera keluar kamar untuk latihan keselamatan. Mengikuti SOP wajib yang harus diperagajan di Deck 7.Kamar kami berada di lantai 7. Menyusuri lorong panjang kamar kamar, lorong yang akan menjadi jalur utama kami selama pelayaran. Belok ke kanan. Berada di promenade terbuka, kami mengikuti pelatihan keselamatan ringkas. Sambil memandangi kota Vancouver di sisi seberang.

Usai pelatihan Kapal bergetar. Buru buru kami naik ke ruang terbuka lantai 11- 12. Kapal akan segera berlayar meninggalkan Vancouver. Kami ingin menyaksikan momen terbaik ketika Kapal meninggalkan Vancouver di lantai teratas.

Sejenak kemudian, mengalun lantang Whats a wonderful world melalui pengeras suara Kapal. Louise Armstrong membahana, memenuhi udara Pelabuhan.

Kapal beranjak menjauhi terminal. Para penumpang melambai lambai.

Awak ikut melambai dan tercenung.

Malah teringat lagu jadul. Lagu pengiring keberangkatan berlayar ke rantau dari pelabuhan Teluk Bayur di Kota Padang. Membayangkan momen perpisahan di pelabuhan yang dulu juga sering Awak kunjungi.

Tembang Kenangan teman teman dari Sumatera Barat. Teluk Bayur yang dinyanyikan Ernie Djohan awal tahun 60 an.

Lagu yang sering  terdengar melalui siaran pilihan pendengar di RRI. Ketika masih bocah, saat Awak mulai belajar memanjat pohon Sawo di halaman rumah.

Lagu yang menyentuh tak terlupa.

Selamat tinggal Teluk Bayur permai,  daku pergi jauh ke negri sebrang.

Kukan mencari ilmu di negri orang, bekal hidup kelak di hari tua.

Selamat tinggal kekasihku yang tercinta, doakan ku kan cepat kembali. Kuharap suratmu setiap minggu, kan kujadikan pembuluh rindu.

Lambaian tanganmu mesra terasa pilu di dada. Kasih sayangku bertambah padamu. Airmata berlinang tak terasakan olehku. Nantikanlah aku di Teluk Bayur.

Cesss... lagu yang sangat Metal, Melow total... Huu

bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun