Sebelum waktu early Dinner di resto Brazil, bus berkeliling kota. Gerimis telah reda. Â Vancouver nampak basah dan segar.
Tiba tiba semua menegakan kepala. Pauline berujar, kita sedang melewati kawasan Gay. Bus menyusuri Rainbow Street. Konon jalan ini menjadi etalase, wilayah kaum Gay untuk Hang out, Jalan jalan, janjian dan juga Karnaval.
Pemerintah Kanada rupanya mengikuti Denmark dan Belanda. Juga memperbolehkan pernikahan sesama jenis. Sesama Laki laki atau Perempuan. Apakah Filosofi yang mendasari ketentuan ini? Entahlah.
Orang orang Rusia sangat membenci hubungan sejenis meskipun juga  Negara yang sama sama dihuni mayoritas bule.
Barangkali Kanada menganggap Hubungan sejenis adalah satu penyakit seperti halnya penyakit yang lain. Gula, Darah Tinggi, Jantung dll. Diakui eksistensinya dan disembuhkan dengan cara memberikan kebebasan. Kebalikan dengan Rusia, menyembuhkan fenomena ini dengan membasmi.
Pauline menunjuk beberapa kamar di bangunan bertingkat yang memasang poster Pelangi di jendelanya. Itu adalah  penanda kalau penghuninya seorang atau pasangan Gay.
Para rombongan menarik nafas dan meringis. Entah bayangan apa yang tergambar di pemikiran masing masing.
Early dinner all you can eat di resto Rio ala Brazil. Para pramusaji Cewek Cowok Latin mondar mandir menenteng berbagai jenis Steak. Siap mengiris dan menumpahkan ke piring piring.
Tak perlu waktu lama, kartu warna merah bertebaran di meja. Para pramusaji cakep itu melirik, tersenyum penuh arti. Entah apa maknanya.Meninggalkan resto, berjalan kaki menuju Bus. Menilai Kanada dengan segala keindahan dan kemuramannya, jadi teringat perkataan Almarhum Zainuddin MZ, Dai Sejuta umat itu.
Jangan mengukur baju orang lain dengan tubuh sendiri, katanya. Barangkali kita akan keliru kalau menilai Kanada dengan kultur Indonesia.