Dari Haneda pesawat kami Garuda Indonesia akan take off menuju Jakarta.Kami berpisah dengan Kentaro Ong, smart dan simpatic guide lokal selama di Jepang. Tentu saja kami saling berterima kasih dan saling maaf memaafkan.
Bandara Haneda, modern rapi dan bersih. Berstandar Internasional sebagaimana bandara bandara lain yang terserak di seantero Dunia. Namun ada yang istimewa disini. Berbeda dengan bandara lain.
Meskipun kelihatan sepele, namun memberikan sentuhan value pelayanan yang membedakan, differentiation.
Di area cek in, meskipun bagasi kita sudah harus ringan, maksimum 1 koper 20 kg. Kalau di bandara lain kita harus mengangkat koper itu untuk ditimbang dan diberikan label, di Haneda tidak perlu.Â
Karena plattform penimbangan dan pelabelan itu rata. Orang hanya perlu mendorong Koper bagasi yang rata rata beroda empat. Orang sepuh atau anak kecil pun tidak perlu bantuan. Karena tidak perlu mengangkat bagasi. Simple, smart. Kenapa bandara lain belum mengadop hal yang memudahkan penumpang itu?
Di dalam terminal, ada hal berbeda lain yang awak lihat. Di spot spot tertentu disediakan pangkalan kursi kursi roda. Di tempat yang gampang terlihat dan gratis.
 Yang sering kita temui di Bandara lain untuk memperoleh pelayanan kursi roda mesti harus request. Dengan seorang pendorong khusus. Di Haneda kursi roda boleh didorong oleh kerabatnya sendiri.
Kemudian bentuk pelayanan lain yang jarang kita temui, adalah penyediaan pesawat telepon konvensional di ruang tunggu pesawat. Asumsi bahwa semua orang menggunakan telepon seluler adalah benar, namun telepon umum tetap diperlukan manakala orang kehilangan handset atau hal hal emergency lain.
Beberapa fasilitas  yang bermanfaat dan membedakan. Seringkali hal hal sederhana ini tak terpikirkan.
Awak duduk di ruang tunggu lapang dan nyaman. Memandangi pesawat kebanggaan Garuda yang telah merapat di Garbarata. Sebentar lagi waktu boarding.
Bersambung