Taj Mahal adalah butiran Air mata yang menetes di pipi Sang Waktu. (Rabinandrat Tagore, Sastrawan India)
Lupakan uang, ikuti hasrat. Barangkali kalimat itu yang menjadi panggilan hati Shah Jahan. Ketika Sultan ke lima Dinasti Mughal ini memutuskan untuk membangun Taj Mahal. Setahun setelah kematian sang isteri, Mumtaz Mahal.
Taj Mahal adalah Mausoleum untuk Mumtaz Mahal, makam isteri ke tiga Sultan yang sangat dicintai. Bangunan berkubah besar, dengan empat Minara atau Minaret serupa disekelilingnya. Keseluruhan  permukaan bangunan Taj Mahal dibalut empat puluh ribu lempengan Marmer Putih kelas satu. Marmer India, Afghanistan dan Cina.
Konon setelah kematian Mumtaz, Shah Jahan berduka berkepanjangan. Satu tahun menyendiri, menjauhkan diri dari keramaian dan hiruk pikuk pemerintahannya. Hingga suatu hari salah satu puterinya mengusulkan untuk membangun Mausoleum megah. Makam untuk Almarhumah Mumtaz.
Shah Jahan setuju dan sangat Antusias untuk segera mewujudkannya. Tahun 1632 dimulailah pembangunan Taj Mahal. Dengan Arsitek dari Persia, Ahli Kaligrafi Iran dan mempekerjakan 20 000 pekerja.
Dengan meng inlay batu merah ke dalamnya. Motif daun dan bunga mendominasi, menjadi ornamen memperindah pesona Taj Mahal. Setelah 22 tahun bekerja, bangunan senilai sekitar satu Triliun rupiah itu selesai.
Penampakannya adalah kemegahan, keindahan. Menyimpan misteri. Pagi itu, Kami para senioren turun dari Bus sekitar 3 Kilometer dari Gerbang Taj Mahal. Kemudian kami naik mobil listrik tidak berasap, yang disediakan sejauh 1,5 Km. Turun dari mobil listrik, meneruskan berjalan kaki  sekitar 1 Km ke pintu penjualan tiket. Di sepanjang jalan, berderet lapak lapak Souvenir yang belum buka.
Tas besar, korek api, benda tajam, hewan, minuman,makanan , rokok dan beberapa jenis barang tidak boleh dibawa masuk komplek Mausoleum.
Kami telah berada diluar pagar merah yang mengelilingi Taj. Berdiri di depan gerbang utama berwarna merah. Terasa sudah Aura misteri melingkupi komplek ini.
Bersama kerumunan pengunjung yang mulai ramai, kami melangkah undakan rendah pintu gerbang.
Byar.... Tiba tiba lurus di depan kami 600 meter disana, berdiri megah Taj Mahal legendaris itu. Teronggok bagai makhluk putih raksasa menatap kerumunan di pintu gerbang.
Dua pilar di depan, putih menjulang ke langit. Mengapit bangunan utama berkubah raksasa. Bak Mahkota.
Bangunan itu menghadap lurus ke gerbang utama. Diantaranya terhampar taman luas. Di tengahnya  kolam air memanjang mempertemukan Taj Mahal Putih dan Pintu Gerbang Merah. Spektakuler. Kolam di apit deretan pohon Pinus yang dipotong pendek rapi, simetris.
Taj Mahal benar benar nyata di depan mata. Bukan lagi sekedar hapalan pelajaran saat di Sekolah Dasar. Saya memandangnya dan sebentar lagi akan menyentuhnya, bahkan menginjaknya.
Alhamdulillah, Takjub. Inilah keajaiban Dunia itu.
Tidak jauh di kanan bangunan utama Taj, berdiri Masjid Merah tanpa menara. Di kiri Taj, berdiri bangunan berwarna serupa dengan Masjid. Merah. Taj Mahal benar benar tampak seimbang penampakannya.
Marmer putih Taj itu sangat berkualitas, tembus cahaya. Dari pengaruh sorotan cahaya yang menembus marmer, warna permukaan Taj akan berubah ubah.
Pagi hari saat Matahari terbit, konon Taj Mahal akan merona merah muda memantul di permukaan kolam di depannya. Pada siang hari, Taj Mahal adalah bangunan putih kemilau. Sedang pada malam hari, saat cahaya Bulan Purnama menerpa permukaan Taj Mahal berubah berwarna kuning keemasan. Sayang saya hanya akan melihat Taj waktu siang saja.
Persis di belakang Taj Mahal mengalir sungai Yamuna, salah satu sungai suci di India.
Masuk pintu utama bangunan Taj, tepat dibawah kubah utama terbujur batu nisan marmer putih serupa dengan warna seluruh bangunan. Dikelilingi pembatas rendah ornamental. Suasana temaram, hening dan sejuk. Hanya gemeremang rendah para peziarah. Sayang pengunjung tidak boleh mengambil foto disini.
Itu adalah makam Mumtaz Mahal. Mumtaz. Meninggal saat melahirkan putera yang ke 14. Taj Mahal adalah monumen yang dibangun, sebagai simbol Cinta Shah Jahan kepada Mumtaz Mahal.
Kisah yang sangat romantis.
Namun ternyata banyak  pula beredar spekulasi. Cerita yang berbeda dengan kisah romantis Sang Sultan Mughal ini.
Keluar dari bangunan utama menuju halaman belakang. Halaman belakang adalah pelataran luas tepat di pinggir sungai Yamuna.
Berdiri di tengah Pelataran luas. Di depan pelataran berbatas pagar pendek, sungai Yamuna mengalir melengkung bagai Busur. Tidak begitu jernih. Sinar matahari menerpa salah satu pilar Taj dibelakang. Membiaskan sorotan sorotan tersebar. Pecah berkilau.
Memandang ke seberang Yamuna. Konon di seberang sana terdapat reruntuhan bangunan. Yang menjadi salah satu cerita spekulasi pemanis kisah Taj Mahal.
Konon reruntuhan di seberang Yamuna itu adalah fondasi. Fondasi dari rencana monumenTaj Mahal ke dua berwarna hitam yang gagal diwujudkan. Selain  membangun Taj Mahal putih, konon Shah Jahan juga merancang pembangunan Taj Mahal ke dua. Taj Mahal ke dua adalah mausoleum, makam untuk dirinya nanti. Seluruh permukaan bangunannya akan dilapisi marmer berwarna hitam.
Kalau Taj Mahal ke dua terwujud, maka akan berhadap hadapan Taj Mahal Putih dan Taj Mahal Hitam. Di tengahnya mengalir sungai Yamuna.... Imagine, so romantic.
Fondasi itu mangkrak tidak diteruskan. Karena Shah Jahan dipenjarakan oleh puteranya sendiri Aurangzeb.
Di kurung kesepian selama delapan tahun di Agra Fort. Benteng merah Agra. Yang nanti siang akan kami sambangi.
        Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI