Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Romantic Journey" di India, Caper 9

23 Maret 2019   09:11 Diperbarui: 23 Maret 2019   09:53 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kereta Api melaju semakin kencang melewati medan datar.

Melewati kota dan desa kecil, pemandangan apa yang terlihat di kanan kiri Rel? Penampakannya menyimpulkan, diperlukan usaha keras dan perhatian lebih. Sinergi semua pihak. Pemerintah pusat, Daerah dan juga masyarakat sendiri untuk meningkatkan keindahan dan kebersihan lingkungan disini.

Namun ada juga catatan yang mengesankan dari perjalanan Kereta sekitar empat jam ini. Terkait dengan urusan makan dan minum penumpang.

Makan minum diberikan cuma cuma selama  perjalanan. Penyajiannya  mengingatkan  kalau menghadiri perhelatan pernikahan di kampung halaman, Jawa Tengah sana. Terutama di daerah Solo dan sekitarnya. Tetamu yang hadir bersamaan, duduk di kursi akan di serve minum makan dengan urutan USDEK. Pertama U, unjukan atau minuman. Teh manis harum disajikan sebagai pelepas haus dan pembuka cita rasa. Dilanjutkan dengan S, yaitu Sop. Sop special yang disebut Sop Manten. Memiliki rasa khas menyegarkan. Kuah  hangat dipiring dengan rempah tertentu, tidak begitu tajam namun sangat terasa. Dengan isian Ayam suwir dan juga Makaroni  putih kenyal... sedaap.

Berikutnya D adalah main course atau Dahar berarti makan. Daharan berupa Nasi langgi, Nasi putih dengan lauk Sambal goreng kentang ati, dilengkapi dengan daging cacah dan irisan separo telor pindang. Daharan yang selalu terasa nyusss mengenyangkan dan menenteramkan pencernaan. Selanjutnya E atau Es. Yang sering disajikan adalah Es puter ala masa lalu. Putih bersih, ada rasa kudapan daging  Kelapa yang menonjol.

Kemudian K atau kondur, pulang. Dua pengantin akan berdiri di gerbang pintu depan. Dan para tamu meninggalkan tempat perhelatan, sambil satu satu menyalami pengantin.

Penyajian itu tentu sangat berbeda dengan resepsi pernikahan masa kini di kota kota besar yang sudah terbiasa dengan penyajian cara Prasmanan. Namun mirip dengan penyajian makanan di Kereta Delhi ini.

Di Kereta disajikan minuman ringan. Kemudian Chai atau Teh dalam semacam Termos. Juga makan  dengan packing ala kadarnya. Berisi Nasi, Kari daging dan sedikit sayur. Tentu dengan cita rasa India. Lumayan.

Turun di Stasiun Chandigarh. Menuju parkiran. Pikiran melayang, dalam hati mengucapkan terima kasih kepada pak I Jonan. Teman lama yang telah mereformasi PT Kereta Api menjadi BUMN dengan pelayanan Unggul ketika beliau menjadi Dirut disana.

Disatu kesempatan pernah bertemu dan bincang bincang. Pak Jonan bercerita bagaimana perjuangan merubah wajah PT KAI. Sejak dari setiap Direktur wajib piket ikut perjalanan Kereta Api setiap Week End, pemanfaatan grup BBM yang masih langka waktu itu. Sampai menyemprot oli diatas gerbong dan membuat bola bola semen penghalang. Agar penumpang tidak naik ke atas gerbong.

Kepemimpinan yang hebat. Dirut penerus pak Jonan adalah mantan Direkturnya. Sehingga reformasi hebat PT KAI itu dapat berkelanjutan.

Alhamdulillah, sampai sekarang pelayanan PT KAI tetap membanggakan. Dapat memenuhi kebutuhan banyak orang. Lebih unggul dibanding Kereta Api India.

Rombongan senior sampai di parkiran. Empat Jeep, masing masing berkapasitas 12 orang sudah menunggu.

Jeep merek Force made in India ini segera melaju kencang. Meninggalkan stasiun, keluar kota. Melewati Pangkalan Militer, terlihat kendaraan lapis baja, Tank Tank berjejer rapi disiapkan. Gara gara Kashmir.

Driver India ini kelihatan sangat terampil menyopir, namun juga temperamental tidak sabar. Ngebut beriringan di jalanan menanjak yang kurang mulus. Baku salip dengan kendaraan lain. Klakson bertelolet tak jemu jemu.

Dokpri
Dokpri
Shimla adalah destinasi wisata yang tengah digarap pemerintah India. Jalanan di perbukitan ini dalam proses pelebaran dan perbaikan.
Ratusan alat berat Exavator, Truck menggarap material disepanjang perjalanan 3 jam lebih itu.

Menikung ratusan kali di jalanan bukit yang semakin tinggi, menjadi perjalanan panjang seolah tanpa akhir.

Rombongan menuju Shimla sebagai destinasi pengganti. Semula rencana tur akan mengunjungi Kashmir. Lereng Himalaya di perbatasan Pakistan. Tetapi karena ketegangan yang semakin serius antara India dan Pakistan sejak 14 Februari 2019 tepat di Valentine Day, hari kasih sayang. Tujuan dialihkan ke Shimla.

Empat mobil India warna putih ini beriringan semakin meninggi, merajai kawasan perbukitan dengan View semakin elok. Mobil berlari tenang, tidak ada lagi pesaing balap balapan. Ketenangan ini mengingatkan saya kepada grup Band Rock asal Inggris Led Zeppelin. Grup Hard Rock yang berdiri tahun 1968. Salah satu Band Favorit.

Banyak lagu lagu ciptaan mereka yang menjadi klasik. Abadi digemari sampai sekarang. Antara lain Stairway to Heaven, Immigrant Song, Rock and Roll, Black Dog. Dan masih banyak lagi.

Salah satu lagu hebat yang diciptakan dalam perjalanan. Ketika mereka menempuh perjalanan darat di Maroko. Mengarungi Gurun Pasir terluas di Dunia, Gurun Sahara. Perjalanan itu seolah tanpa akhir. Disekitar hanya lautan pasir memerah. Nampak membara menyengat. Grup Band dengan anggota Jimmy Page gitaris, Robert Plant vocal, John Bohan Drummer dan John Paul Jones basis merangkap keyboard ini merindukan kesejukan dan kedamaian. Mereka teringat cerita teman mereka yang waktu itu baru kembali dari Kashmir.

Di tengah perjalanan Gurun Sahara, di dalam Bus terciptalah lagu Kashmir. Lagu dahsyat, rancak dan dinamis. Meskipun mereka belum pernah menginjak lembah Kashmir lereng Himalaya itu.

Lagu Kashmir dimulai dengan duet Drum dan Guitar dengan irama beat, seolah  pasukan berbaris menuju medan Perang. Menggetarkan.

Lagu ini menjadi salah satu andalan dalam ratusan pagelaran mereka. Saya paling menikmati lagu ini pada pertunjukan mereka di Mesir. Lagu Rock ini di kolaborasi dengan Orkestra, Grup Tabla India, juga Violin Padang Pasir. Lagu yang aslinya berdurasi 3 menit lebih sedikit ini di aransemen menjadi 12 menit 16 detik. Panjang, namun Kita tidak akan bosan mendengarkan. Ada 3 kali interlude dengan demo permainan Tabla, Violin, Drum dan Gitar Rock.

Kolaborasi ini menjadi ajang pertunjukan saling mengibas, memagut dan mencabik dari jenis alat musik elektrik modern dengan musik tradisional etnik.

Bagi saya konser kolaborasi itu Elok membahana dan mempesona.

Oh let the Sun beat down upon my face
Stars fill my dream
I'm traveler of both time and space
To be where I have been
........
........
My Shangrila beneath the summer moon, I will return again
Sure as the dust that floats high in june, when moving through Kashmir
.....
Oh yeah

Mengingat ingat lagu Rock itu, sambil membayangkan Elang Elang gunung Himalaya terbang rendah, di lembah Kashmir.

Lamunan lagu Kashmir tiba tiba minggir, memudar. Bus meliuk dan muncul dari balik dinding bukit. Pemandangan di depan  begitu mempesona. Rumah rumah warna warni berjejer, bertumpuk tumpuk disepanjang lereng bukit membentang.

That's Shimla, ujar driver kita.

               

Dokpri
Dokpri
Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun