Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Romantic Journey di India, Catatan Perjalanan 7

20 Maret 2019   18:01 Diperbarui: 20 Maret 2019   18:06 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Vijay mengakhiri cerita Indira Gandhi dengan gembira. Telah menjelaskan solusi brilian Sang Mahatma untuk mengatasi kemelut keluarga Nehru.

Tiba tiba intonasi suara Vijay berubah rendah, saat bercerita mengenai penembakan Mahatma Gandhi. Vijay menarik nafas dalam dalam. Wajahnya muram. Matanya memerah berkaca kaca.

Sore itu 30 januari 1948. Mahatma akan memimpin doa di Gandhi Smriti, rumah doa di Delhi. Sekitar jam 5 sore ketika Mahatma di anak tangga akan masuk Smriti bersama orang orang dekatnya. 

Seorang lelaki India mendekat. Mengacungkan pistol dari jarak dekat dan menembak Mahatma tiga kali. Mahatma tewas di sore muram itu saat berusia 78 tahun. India berduka. Demikian juga Dunia. Kehilangan panutan Spiritual bijaksana itu.

Jenazahnya dikremasi di Taman ini Rajghat Cremation pada tanggal 4 Februari 1948. Selanjutnya abunya disebar di Hulu sungai Gangga di Glacier kaki gunung Himalaya. Sebagian juga disebar di lepas pantai lautan di Afrika selatan. Konon Wisdom Gandhi akan menulari, mengurapi 65 juta jiwa. Entah dengan cara bagaimana.

Vijay mengakhiri cerita ringkas ini. Roman mukanya sendu. Kami diberi waktu 45 menit untuk masuk ke area kremasi Gandhi. Tempat kremasi Mahatma ditandai keberadaan Marmer hitam ditengah taman. 

Saya mendaki ke jalan melingkar diatas gundukan buatan mengelilingi  taman kremasi dibawahnya. Garis tengah taman kremasi ini kurang lebih 200 meter. Di tengahnya 10 meter dibawah sana letak marmer hitam tersebut.

Saya berdiri disalah satu titik jalan. Memandang dari kejauhan marmer hitam yang bertabur bunga. Kerumunan pengunjung dan peziarah berdiri disekitarnya. Mungkin berdoa.

Dari jalan di atas ini, langit cerah luas. Bagai separo bola biru melingkupi Bumi. Gundukan miring berumput hijau rapi. Bunga bunga warna warni bermekaran ornamental di awal musim semi.

Menghirup udara dalam dalam. Menyerap Wisdom Sang Mahatma yang pernah berujar, " Saya rela di posisi serendah tanah untuk kemuliaan manusia dan perdamaian. Karena perdamaian jauh lebih penting dibanding kemenangan, jabatan dan Ego"

Sekali lagi memandangi marmer hitam di kejauhan bawah sana. Sepi Nglangut terasa. Udara gerah, Matahari begitu terik.

www.gettyimages.in
www.gettyimages.in
Menuruni gundukan, keluar gerbang. Kembali mengayun langkah tapak Boulevard di bawah kerimbunan pepohonan mengapit.Hidup itu indah, bisikku. Demikian juga perjuangan dan pengorbanan. Damai di hati, damai di Bumi. Damailah Bapu Mahatma Gandhi.

Rombongan menuju Bus yang menunggu di parkiran. Di taman kecil dekat tempat parkir berdiri patung Sang Mahatma dengan gestur khasnya. Bercawat, kacamata bundar, bertongkat. Saya mendekat.

Bertatapan dengan patung Mahatma. Seolah mata itu bertanya " Seandainya kamu menjadi aku, apa yang akan kau lakukan?"

Pertanyaan imaji itu seolah terucap. Sejenak diri kaget dan ragu, merenung. Namun tetap tak punya jawab.

Meneruskan langkah. Merenungi kisah tragika beberapa nama besar Gandhi.

Mahatma Gandhi, tewas ditembak orang Hindu garis keras. Yang menganggap Sang Mahatma terlalu baik dan melindungi umat Muslim India.

Indira Gandhi, Perdana Menteri ini diberondong 30 peluru oleh dua pengawal pribadinya orang Singh di bulan Oktober tahun 1984. Setelah beberapa waktu sebelumnya Iron Lady itu memerintahkan Operasi Bintang Biru. Operasi penyerbuan salah satu Kuil Singh yang diduga menjadi sarang gerakan pembangkangan kepada pemerintah.

Kemudian Sanjay Gandhi anak Indira Gandhi. Yang tengah naik daun di elite politik India. Tewas muda di usia 33 tahun dalam kecekakaan pesawat terbang.

Rajiv Gandhi, kakak Sanjay Gandhi. Sebagai Perdana Menteri, Mei 1991 tewas karena bom bunuh diri. Bunuh diri seorang wanita anggota gerakan Macan Tamil Srilanka. Rajiv dianggap terlalu mencampuri urusan dalam negeri Srilanka.

Beban nama besar Gandhi. Kemuliaan dan duka berdampingan mengikuti.

dok.pribadi
dok.pribadi
      Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun