Becak beroda tiga ini bergoyang. Hampir terjerembab ketika salah satu rodanya masuk jalan berlobang. Saya tertawa lepas, junior sedikit tegang.
Pengayuh ramping ini kerja keras ketika lorong sedikit menanjak. Pantatnya melambung dari sadel untuk mendapatkan kekuatan tambahan. Barangkali dua penumpang 165 Kg jarang dia temui.
Pengayuh ini memang perkasa. Di depan toko kain Sari dia menyalib Becak di depannya sambil membunyikan bel nya keras keras.
Di lorong sempit dibawah jelujuran kabel bak belantara bersulur ini orang menjajakan berbagai dagangan. Penganan, buah buahan, pakaian, mainan dan bermacam macam lagi.
Ketika Becak belok ke kiri memasuki jalan agak lebar....Alamak.......Di pinggir jalan duduk di dingklik tukang cukur santai menjalankan tugasnya. Anjing berkeliaran santai mengais makanan.
Di jalan yang sama, Becak melewati orang bermain kartu. Mencuci baju, orang orang mandi bersabun. Bahkan melewati peniup seruling India di depan keranjang Ular Kobra yang kepalanya mendongak, siap memagut.
Inikah miniatur India? Atau sekedar sepotong pojokan di sudut Nostalgi India lama.
Ketika racing hampir berakhir, jalanan kembali menanjak. Pengayuh itu terengah engah. Berkali kali berbisik, heavy work, heavy work.
Usai sudah Becak racing yang mendebarkan. Turun dari Becak di Gerbang selatan Masjid.
Pengayuh Becak tersenyum mengembang, ketika menerima tip lebih dari Junior.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H