Pasar Chandni dirancang berbentuk blok blok  yang dibatasi kanal kanal air. Pada saat Bulan Purnama, sinarnya memantul di permukaan kanal kanal itu. Memberikan penerangan redup romantis dari Toko toko yang buka sampai malam. Itulah asal muasal sebutan Pasar Terang Bulan sejak hampir 400 tahun yang lalu.
Tentu saja kanal kanal itu kini tinggal cerita. Tidak ada lagi. Sudah diurug, menjadi lahan untuk perluasan pertokoan.
Kini Chandni Chowk adalah pasar teramai di India. Disitu bisa ditemui ribuan jenis  masakan India. Ratusan model Tekstil, kain dan Sari. Onderdil, mainan dan sebagainya. Hampir segala dagangan dijual di pasar riuh ini.
Setelah mengambil sepatu di penitipan, rombongan kembali menuruni 35 undakan pintu selatan. Dari undakan nampak jalanan macet dan riuh rendah dengan bebunyian aneka klakson.
Sampai di dasar undakan disambut para penjaja aneka souvenir yang gencar menawarkan dagangan. Salah satunya bapak tua menjajakan Cemeti Gajah atau Kuda. Profil pak tua ini mengesankan. Berjas dengan sarung penutup pantalon dan juga bersorban. Bercambang dan kumis baplang sorot matanya tajam berkilat kilat. Profil seperti ini sebenarnya layak dimiliki oleh seorang Brahmana atau Ksatria. Namun bapak itu hanya menjajakan Souvenir. Atau apakah dia seorang Bangsawan yang sedang menyamar?
Penampilan memang kadang kadang menipu. Dari jarak jauh Huawei kesayangan  membidik profil adreng itu.
Dibawah Vijay sudah menunggu. Dan memberi instruksi. Kita akan melakukan Convoy dengan Becak manual. Bukan yang bermesin. Sebanyak tujuh belas Becak akan beriringan. Satu Becak dinaiki dua penumpang.
Rute sudah ditetapkan dan biaya sudah ditanggung. Vijay menambahkan para pengayuh Becak ini mengharapkan diberi tip. Minimal 100 Rupee, maksimalnya  terserah masing masing. Tip supaya diberikan setelah kembali dan berhenti di depan Gerbang selatan Masjid.
Becak ride dimulai. Saya dan junior bertemu pengayuh berambut hitam rapi. Tubuhnya langsing namun berotot. Rambut berombak disisir ke belakang licin. Di pergelangan kirinya melingkar jam tangan kuning Emas mencolok. Rolex atau Lolex.
Becak kencang memotong jalan berbelok kanan. Menyusur lorong sempit laksana memasuki fantasi. Ratusan untaian Kabel kait mengkait tak beraturan dari bangunan ke bangunan. Kabel listrik, telpon dan entah apalagi. Di atas kabel berayun ayun lincah beberapa ekor monyet seolah menonton balapan Becak di jalanan becek itu. Unbelievable.