Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Romantic Journey" di India, Capter 3

18 Maret 2019   05:35 Diperbarui: 18 Maret 2019   06:52 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami menaiki undakan batu hitam terjal di pintu selatan yang berjumlah 35 trap. Di gerbang pintu masuk sepatu sandal harus dilepas. Vijay menyediakan pembungkus kaki plastik berwarna Orange. Segala perangkat Kamera dan HP tidak boleh dibawa masuk. Kecuali membayar 100 Rupee untuk ijin memotret. Di saku Saya HP lolos dari pemeriksaan.

Memasuki Masjid, di lapangan terbuka menapaki lantai batunya terasa dingin mencubit telapakan. Untung sudah memakai pembungkus kaki peredam dingin.

dokpri
dokpri
Masjid berada di ketinggian. Di hadapannya, di sebelah Timur dibawah sana, tembok merah Red Fort memanjang gahar. Seolah menjadi satu kesatuan dengan Masjid. Meskipun dibatasi jalan Raya.

Bangunan utama Masjid tertutup dengan langit langit melengkung berukir ornamen ornamen memikat. Dari ujung utara ke ujung selatan adalah lengkungan merah bergerigi. Lurus tempat shaf pertama para Jamaah. Lantainya adalah Batu pualam berhias indah. Laksana hamparan Karpet Persia. Hanya memandang saja, orang tidak mengira kalau itu lantai batu. Saking halus, elok dan rumit ornamennya.

Di depan bangunan adalah lapangan, tempat Sholat di area terbuka. Di tengah lapangan berdekatan dengan bangunan utama terhampar kolam, sekitar tujuh kali sembilan meter. Kolam kimplah kimplah ini  adalah tempat mengambil Air Wudhlu. Memperindah seluruh area Masjid.

Antara Kolam dan bangunan Utama dibangun Dikka. Semacam gardu kecil berseni, tempat seseorang yang bertugas mengulang ucapan tertentu dari Imam. Misalnya pada saat melafalkan Allahu Akbar.

Masjid ini juga disebut cermin Dunia. Karena manakala saat senja, Matahari sudah berada sedikit di barat. Bayangan bangunan Masjid berlatar belakang langit biru akan terpantul indah di permukaan kolam Wudhlu. Menjadi cermin langit di Bumi.

Sayangnya kami tidak bisa menyaksikan lukisan itu. Karena sebelum siang kami harus meninggalkan Masjid.

Di area Masjid banyak berseliweran ratusan burung burung Merpati hitam, terbang bebas. Menjadi elemen menarik ketika mengambil foto.

Masjid ini juga menjadi tempat pengukuhan Sultan. Dimulai yang pertama kali saat Aurangzeb dilantik sebagai Sultan. Menggantikan Shah Jahan ayahnya. Pelantikan dilakukan oleh Imam Masjid, yang didatangkan khusus dari Bhukara Uzbekistan.

Setelah puas berkeliling dan menjepret puluhan gambar, kami meninggalkan Masjid. Kembali ke gerbang Selatan. Melepas pembungkus plastik orange berganti sepatu di penitipan.

Kami menuruni 35 undakan dengan rasa kagum baru akan keindahan dan kemegahan Masjid Jama. Masjid cermin Dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun