Kami menaiki undakan batu hitam terjal di pintu selatan yang berjumlah 35 trap. Di gerbang pintu masuk sepatu sandal harus dilepas. Vijay menyediakan pembungkus kaki plastik berwarna Orange. Segala perangkat Kamera dan HP tidak boleh dibawa masuk. Kecuali membayar 100 Rupee untuk ijin memotret. Di saku Saya HP lolos dari pemeriksaan.
Memasuki Masjid, di lapangan terbuka menapaki lantai batunya terasa dingin mencubit telapakan. Untung sudah memakai pembungkus kaki peredam dingin.
Bangunan utama Masjid tertutup dengan langit langit melengkung berukir ornamen ornamen memikat. Dari ujung utara ke ujung selatan adalah lengkungan merah bergerigi. Lurus tempat shaf pertama para Jamaah. Lantainya adalah Batu pualam berhias indah. Laksana hamparan Karpet Persia. Hanya memandang saja, orang tidak mengira kalau itu lantai batu. Saking halus, elok dan rumit ornamennya.
Di depan bangunan adalah lapangan, tempat Sholat di area terbuka. Di tengah lapangan berdekatan dengan bangunan utama terhampar kolam, sekitar tujuh kali sembilan meter. Kolam kimplah kimplah ini  adalah tempat mengambil Air Wudhlu. Memperindah seluruh area Masjid.
Antara Kolam dan bangunan Utama dibangun Dikka. Semacam gardu kecil berseni, tempat seseorang yang bertugas mengulang ucapan tertentu dari Imam. Misalnya pada saat melafalkan Allahu Akbar.
Masjid ini juga disebut cermin Dunia. Karena manakala saat senja, Matahari sudah berada sedikit di barat. Bayangan bangunan Masjid berlatar belakang langit biru akan terpantul indah di permukaan kolam Wudhlu. Menjadi cermin langit di Bumi.
Sayangnya kami tidak bisa menyaksikan lukisan itu. Karena sebelum siang kami harus meninggalkan Masjid.
Di area Masjid banyak berseliweran ratusan burung burung Merpati hitam, terbang bebas. Menjadi elemen menarik ketika mengambil foto.
Masjid ini juga menjadi tempat pengukuhan Sultan. Dimulai yang pertama kali saat Aurangzeb dilantik sebagai Sultan. Menggantikan Shah Jahan ayahnya. Pelantikan dilakukan oleh Imam Masjid, yang didatangkan khusus dari Bhukara Uzbekistan.
Setelah puas berkeliling dan menjepret puluhan gambar, kami meninggalkan Masjid. Kembali ke gerbang Selatan. Melepas pembungkus plastik orange berganti sepatu di penitipan.
Kami menuruni 35 undakan dengan rasa kagum baru akan keindahan dan kemegahan Masjid Jama. Masjid cermin Dunia.