9. Glacier Express - Andermatt
Glacier Express dan Bernina Express adalah dua perusahaan Kereta Api Wisata Panoramik paling populer di Swiss.
Mungkin dua perusahaan itu milik swasta yang beroperasi di Rel Kereta Api Negara. Entahlah. Yang saya tahu mereka beroperasi di sepanjang musim melayani jutaan Wisatawan.Â
Yang ingin menikmati pemandangan spektakuler Swiss dari kereta kaca. Kereta yang merayap dari Kota, Pedesaan di lereng Gunung, lembah, menyusuri Sungai, Danau danau cantik sampai ke Gunung di ketinggian ribuan meter yang berpuncak Salju Abadi. Di Musim semi, alam akan menyajikan pesta bunga beraneka. Di musim panas, kombinasi bunga dan dedaunan mulai menguning kecoklatan. Dan di musim gugur atau rontok, warna coklat kemerahan mendominasi pegunungan dan lembah nan molek.
Pagi ini kami akan naik Glacier Express dari kota Brig sampai desa Ski Andermatt. Akan ditempuh kurang lebih 1.5 jam. Rute ini adalah bagian dari Glacier Express rute St Moritz ke Zermatt, atau sebaliknya yang ditempuh hampir 4.5 jam.
Rangkaian panjang Glacier Express berhenti di Platform terbuka diluar gedung Stasiun Brig. Masuk kereta berwarna merah berbarengan dengan rombongan lain dari Indonesia dalam satu gerbong. Kereta kaca sampai kedua sisi atap ini bersih, Elegan dan nampak Luks dibanding kereta yang lain. Kereta akan melalui rute yang bersalju, Salju dan Salju.
Kereta berangkat tepat waktu meninggalkan kota Brig. Menuruni lembah kemudian mendaki. Gunung, lembah, desa memutih. Rumah rumah kayu tradisional di lereng bukit seolah tenggelam dalam tumpukan Salju yang tak terkira.
Kekuatan dan Kuasa apa yang bisa menciptakan lautan Salju, yang tertumpah dari langit ini. Menjadi fenomena Alam tak terkira di musim dingin? Alam Raya dengan keteraturan dan misterinya menjadi tempat pengembaraan yang menarik, mempesona dan tak ada habis habisnya bagi umat manusia. Bahkan seandainya seribu tahun umur kita.
Tidak deras namun begitu terasa bulir bulir lembut itu menciprat. Membuka mulut, mendongak ke atas Salju putih itu lumer, dingin melewati tenggorokan. Di tempat duduk seberang jalan. Di bawah pohon, terlihat dua orang Indonesia asyik ngobrol sambil menyedot dalam dalam batang batang Gudang Garam filter. Wong Indo merokok di hujan Salju.
Andermatt adalah kota Ski yang ramai di musim dingin. Sepi di musim lainnya. Konon ada dua arena Ski yang termasuk kelas Atas di Swiss. Rombongan tidak ada yang mencoba olah raga Salju itu. Kalau berminat paling tidak dibutuhkan dua jam bersama Instruktur untuk belajar dasar dasar ber Ski.
Jalanan bersalju mulai ramai orang lalu lalang. Pelancong biasa dan pelancong Ski dengan kostum kostum mencolok kentara. Kiri kanan jalan berderet Hotel dan Resto Eropa.
Setelah puas berjalan jalan, bermain Salju, berfoto ria dan makan siang Pisa ala Mexico kami akan segera meninggalkan Andermatt. Ivan dan Bus putih telah siap di parkiran Stasiun untuk turun menuju Mansfield, kota kecil tempat kami akan menginap semalam.
Ivan dengan tenang mengemudikan Bus menuruni jalan licin bersalju yang berkelok kelok licin. Pemandangan luar biasa. Kami akan segera melewati jembatan Iblis. Teufelbrucke.
Jembatan panjang dan spektakuler di gunung yang menyimpan dongeng misteri. Konon jembatan di daerah Uri ini dibangun dengan bantuan Iblis. Daerah Uri dibawah Andermatt saat itu adalah tempat terpencil yang terisolasi. Sulit dijangkau dari daerah lain karena dikepung bukit bukit yang terjal.Â
Saat Teufelbrucke jembatan Iblis selesai, penduduk setempat melepas Kambing untuk menyeberangi jembatan itu untuk menjadi santapan sang Iblis. Iblis marah besar merasa telah ditipu manusia. Iblis akan menghancurkan jembatan perkasa itu. Untung, pada waktu jembatan belum selesai seorang Wanita bijak telah menggambar simbol simbol Keagamaan di Jembatan itu. Iblis tidak mempunyai kekuatan untuk menghancurkan Jembatan yang telah diruwat.
Itulah dongeng jembatan Iblis. Menggambarkan sulitnya proses pembangunannya. Faktanya, pada mulanya jembatan itu dibangun dengan kayu yang cepat rusak. Kini menjadi konstruksi beton Gigantik seperti yang ada saat ini.
Jembatan jembatan itu mulai nampak. Kecoklatan memanjang berbelok belok. Dalam kurungan bukit bukit tinggi yang tersawur salju salju putih.
Ivan tenang berselancar. Barangkali sudah ratusan kali dia melewati jembatan ini.
Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H