Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jelajah Swiss di Musim Dingin, Catatan Perjalanan 2

1 Februari 2019   18:09 Diperbarui: 3 Februari 2019   07:10 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zurich (dokumentasi pribadi)

Konon kehidupan beragama di Swiss sangat damai. Gereja Katolik berdampingan dengan gereja Protestan tak ada masalah. Masing masing beribadah sesuai tata cara dan keyakinan masing masing. Tidak ada yang memonopoli kebenaran. Demikian juga kehidupan beragama di kota Zurich.

Setelah hampir 20 jam lalu berangkat dari rumah kelelahan. Tubuh diterpa udara dingin namun gairah menjelajah tetap tak pudar. Kerudung penutup kepala sekaligus telinga dikenakan. Telapak tangan tertutup sarung tangan tebal, Kaki terus diayun, melangkah menyusuri Pedestrian di tepian sungai.

Melewati City Hall megah dengan Square nya yang masih lengang. Menyeberang jembatan bebatuan. Depan belakang menara menara gereja tinggi antik ikonik menusuk langit. Sekali kali Tram Tram mulai melintas berlalu lalang.

Hari baru pukul 9 pagi. Rombongan berlanjut menapaki kawasan Bahnhofstrasse. Kawasan pertokoan barang barang branded mahal di Zurich. Kawasan ini masih lengang, belum banyak toko buka. Rombongan masing masing berfoto foto sana sini dengan style dan gaya Chic, dengan sedikit menggigil.

Sebelum kembali naik bus, William menunjukan toilet untuk toilet time. Tujuan selanjutnya adalah ibukota Swiss Bern, sekitar 140 Km dari Zurich.Untung pagi ini toilet umum diseberang Danau itu belum jalan mesinnya. Buang air masih gratis. Kalau tidak harus memasukan koin 1 Euro atau  1 Swiss Franc terlebih dulu baru bisa masuk. Bakal menjadi Kencing termahal di dunia, Rp 16500,- sekali cuur.

Bus meluncur di High way bebas bayar menuju Bern. Kiri kanan jalan padang datar memutih. Salju masih rintik turun mesra membauri tanah, rumput dan apa saja. Harmoni putih semata merajai.

Duduk mencangkung di Bus. Teman teman di kiri kanan mulai terlelap, diayun laju lembut Bus dengan kecepatan maksimal 100 Km per jam ,sesuai peraturan.

Meninggalkan Zurich, saya teringat kisah nyata Mo Berg. Kisah tentang agen rahasia Amerika yang mengemban misi menentukan di Zurich pada saat Perang Dunia ke 2.

Kisah ini sudah di filmkan. Mo Berg diperankan oleh Paul Ruud. Bintang Amerika yang juga berperan sebagai manusia Semut di film Ant Man, produksi Marvel.

Mo diberikan tugas melakukan penilaian. Dan diberi kewenangan memutuskan membunuh atau membiarkan hidup Heisenberg kepala unit Bom Nazi.

          Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun