Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jelajah Swiss di Musim Dingin, Catatan Perjalanan 13

1 Februari 2019   08:32 Diperbarui: 1 Februari 2019   10:02 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lake Geneva, Afternoon Sumber : dokpri

Pusat keramaian adalah Boulevard lebar untuk pejalan kaki. Ditengahnya rel jalur Tram membelah pertokoan yang sifatnya lebih umum. Zara, H&M, C&A, dsb yang menggelar diskon cukup besar untuk pakaian pakaian musim panas.Orang masih ramai berbelanja, barangkali untuk menyambut acara tahun baru besok.

Sedangkan toko toko branded rata rata tidak begitu ramai. Karena memang hanya untuk segmen khusus. Ruangannya elegan dengan perangkat khusus menawan. Di balik pintunya berdiri tegak para penjaga berkostum jas lengkap, tegap, hand some, ramah namun berwibawa. Berkulit putih dan ada juga yang hitam. Penampilannya tak kalah keren dengan penampilan para pengawal pengawal Presiden Amrik.

Barang barang branded itu memang tidak lagi hanya sebagai barang fungsional dan seni. Namun telah menjadi simbol status yang memakainya. Bahkan kini telah menjadi barang Investasi yang harganya bisa naik pada masa yad. 

Misalnya saat ini membeli jam Rolex, limited edition sekian ratus juta. Konon dua tahun kemudian harganya bisa naik separonya bahkan 100%. Demikian juga untuk tas Hermes atau LV. Itulah salah satu cerita sekitaran barang barang branded level atas yang kadang kadang tak terpahami.

Usai berkeliling, keluar masuk toko sekedar window shopping kami berjalan kembali ke meeting point di dekat Clock Tower. Malam ini kami akan menginap di hotel sekitar Bandara Jenewa. Bus beranjak dari meeting point. Menyeberang jembatan panjang yang mengangkang diatas Danau Jenewa kimplah kimplah tanpa atraksi Jet D'Eau.

Meninggalkan Danau, menatap permukaannya yang di beberapa tempat berkilat memantulkan sinar lampu dari gedung gedung yang mengepung. Teringat cerita seorang teman tentang impian seorang pejuang berasal dari Sumatera Barat dan keinginannya untuk menetap di Danau ini.

Sutan Sjahrir pahlawan Nasional dan penulis buku Perjoeangan Kita di tahun 1945, yang berisi analisa sosial ekonomi paska Perang Dunia II. Dan ulasan sistimatis tentang Road Map perjuangan bangsa Indonesia ke depan. Beliau juga pernah menjadi Perdana Menteri Indonesia di usia 36 tahun, PM termuda di Dunia.

Sayang di akhir akhir usianya, Sjahrir di penjarakan di Jakarta. Ketika sakit karena serangan Stroke, Sjahrir diperbolehkan berobat ke Zurich Swiss dengan biaya ditanggung Negara. 

Ditunggui Poppy isterinya, konon dalam perawatan Sjahrir berkeinginan kalau sembuh ingin menghabiskan sisa usianya di suatu tempat di tepi Danau Jenewa. Sayang keinginan itu tidak kesampaian. Karena beliau wafat di Zurich kala dalam perawatan.

Danau Jenewa untuk sebagian orang menjadi kenangan yang indah, kenangan duka. Juga saksi kemenangan dan kekalahan dari negosiasi di gedung gedung Internasional itu.

Danau Jenewa juga menjadi tautan dari harapan harapan yang kesampaian maupun asa yang kandas di tengah jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun