Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jelajah Swiss di Musim Dingin, Catatan Perjalanan 7

30 Januari 2019   10:55 Diperbarui: 1 Februari 2019   10:01 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jungfraujoch, Swiss

Manfaat itu kini telah terbukti sampai sekarang. Jungfraujoch menjadi signature wisata Swiss. Ribuan orang dari seluruh penjuru dunia setiap hari datang ke Jungfraujoch. Bersenang senang menghimpun Energi baru dan sekaligus menabur rejeki untuk Swiss.

Itulah sekelumit cerita tentang Visi dan impian besar yang terwujud menjadi kenyataan.

Tiba tiba rangkaian kereta merah Jungfraubahn yang kami tumpangi mengurangi kecepatan. Kereta berhenti di stasiun Kleine Scheidegg. Para penumpang turun untuk berganti kereta yang lain.

Kami berbelok ke kiri untuk memilih jalur kereta menuju kota Lauterbrunnen. Kalau belok ke kanan adalah untuk jalur kereta ke Grindelwald, stasiun tempat kami tadi pagi berangkat.

Kami pindah kereta yang lain. Kereta warna hijau yang kami tumpangi turun menuju Lauterbrunnen. Sore hari masih cukup terang, para penumpang dapat jelas menyaksikan para pemain Ski beriringan asyik meluncur di lembah salju  di sisi rel kereta api. Masih pula bisa memotret dari jendela kereta panorama pedesaan, rumah rumah kayu di lereng pegunungan Alpen tersawur salju. Biutipul.

Kereta sampai di stasiun tujuan Lauterbrunnen. Turun dari kereta, menoleh ke kiri. Nampak di kejauhan masih tetlihat pemandangan memukau yang sering terlihat di post card. 

Air terjun deras di tebing bertinggi puluhan meter. Sayang waktu sudah surup, dan memang tidak di program untuk mengunjungi  air terjun itu. Mestinya berkunjung ke air terjun Lauterbrunnen adalah strong recommended untuk dicantumkan dalam Itinerary Heart of Switzerland lain kali.

Keluar dari stasiun adalah saat toilet time. Antrian agak padat di toilet gratis samping stasiun. Tuntas saat toileten, rombongan menuju tempat parkir. Bus putih tunggangan kami telah menunggu, untuk melanjutkan perjalanan ke kota Interlaken. Akan menginap semalam di kota itu.

Saya sebenarnya sudah meniatkan mengunjungi kawasan Eiger dan Jungfrau ini lebih dari 40 tahun lebih lalu. Tahun 1977 saat awal kuliah di Yogya nonton film berjudul Eiger Sanction. Film ini dibintangi Clint Easwood. Bercerita tentang seorang Profesor sejarah seni sekaligus pendaki gunung dan juga mantan pembunuh. Mendapat penugasan untuk ikut rombongan pendakian ke puncak Eiger di pegunungan Alpen Swiss. Dan harus membuat Sanction atau membunuh salah satu peserta pendakian. Penggambaran View Swiss, karang karang terjal, salju, angin kencang yang mencekam di film waktu itu membuat saya ingin suatu saat mengunjungi Eiger dan Alpen.

Mengenal Jungfrau sebagai destinasi yang hebat adalah saat membaca novel tahun 1995. Novel tebal burjudul The Day after tomorrow hampir seribu halaman. Di terjemahkan oleh Gramedia dengan titel Demi Esok Lusa. Di novel ini adegan akhirnya berlokasi di kawasan Jungfraujoch.

Novel yang bercerita tentang kelompok Neo Nazi yang ingin menghidupkan kembali Adolf Hitler.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun