2. Bern
Bus parkir diseberang sungai yang melingkari kota Bern. Konon kota Bern kalau dilihat dari udara bentuknya mirip Jempol kaki kanan yang dilingkari aliran sungai deras.
Kami turun dari Bus, menyusuri jalanan Bern yang lebih dingin njekut dibanding Zurich. Minus 4 derajat. Di pojokan jembatan ujung sungai ada kandang besar buatan. Untuk kandang Beruang. Di lengkapi dengan patung dan boneka boneka Beruang di luar kandang.Â
Kami menunggu kemunculan sang Beruang beberapa saat di di atas kandang. Rupanya Sang Beruang kedinginan tidak keluar dari Goa di dalam kandang. Lama tidak keluar keluar, menyaingi lagu Bang Toyib yang juga tidak pulang pulang.Â
Kedinginan menunggu. Setelah beberapa saat Beruang tetap tidak muncul, kami melanjutkan perjalanan menyeberang jembatan menuju pusat kota.
Dari seberang jembatan, menatap Bern di depan dan rumah rumah dibawah sana, benar kata William kalau sekilas kota ini ada miripnya dengan kota Praha di negara Ceko. Tentu dengan ukuran lebih mini.
Mengenang Ceko, teringat dua tahun lalu melancong di kota Praha. Pelancongan di kota klasik Praha, yang paling mengesankan adalah ketika berwisata jalan kaki dari St Vitus menuju Charles Bridge selama sekitar satu jam. Dan berlanjut ke jantung kota tua Praque atau Praha.
Waktu itu kami ke Praha di awal musim Gugur. Udara masih hangat. Kami sepuluh bersaudara, semua senior beserta rombongan dengan Bus di drop di Praque Castle diatas bukit. Di komplek kastil ini juga berdiri megah St Vitus Cathedral. Katedral terbesar di Ceko dan termasuk juga yang terbesar di Eropa.
Dari Kastil kami memulai berjalan kaki menuruni undak undak dan jalanan tua. Di sepanjang jalan melewati rumah rumah tua Antik berseni, museum, dan juga pertokoan. Bagi para pelancong jalan kaki itu, pasti akan sangat terkesan ketika melewati patung remaja lelaki telanjang.Â
Berdiri di depan gedung memperlihatkan jelas alat vitalnya. Patung itu sedang mendongak menatap langit. Patung berwarna perunggu Keemasan yang melambangkan penelitian langit, bintang dan Galaksi. Di bawah patung itu para pejalan berebutan berfoto dengan gaya dan ekspresi bermacam macam.