Veliko Tarnovo, ibukota lama yang tetap mempesona. Arbanassi, memilah rumah tangga
Ketika Passion berlayar meninggalkan kota kecil Vidin, masih tergambar jelas penampakan Gigantiknya formasi Belogradchik Rock. Penampakan misterius bekas dasar laut yang terangkat karena dorongan perut bumi. Menjadikannya bukit tinggi, hampir 2000 meter diatas permukaan laut. Belogradchik adalah sebagian misteri alam yang tak pernah selesai.
Setiap hari seolah kita melihat dan mengungkap satu misteri kehidupan. Dan pada saat yang sama , Tuhan tetap memberi puluhan misteri baru, untuk diungkap atau sekedar dijalani saja.
Setiap hari selalu ada peristiwa dan kejadian tak terduga dan tak terperikan. Misteri alam bersanding dengan misteri Kejadian adalah permukaan wajah dari Misteri Hikmah. Misteri yang senantiasa menjadi drama kehidupan . ............ Terserah pada diri kita masing masing, ingin menjadi Aktor jenis bagaimana dalam mengungkap misteri hikmah itu.
Malam ini adalah malam ke empat kami menginap di Kapal. Dinner malam ini sebagaimana biasanya adalah serve Dinner. Rupanya hari ini banyak yang ulang tahun. Karena tiba tiba mengagetkan, Stevie Wonder berteriak teriak lagu Happy Birthday, dengan volume sound maksimal ....operator musiknya lebay. Pramusaji membawa beberapa kue ulang tahun dan lilin, ke pojok pojok tempat duduk Meneer dan Nyonya yang ulang tahun. Selamat ulang tahun bros sis. Kami Bersulang .......dengan air putih.
Sebagaimana malam malam sebelumnya, Dinner berlangsung dua jam. Perut kejenyangan kembali ke kamar. Mata sudah tinggal sekian watt... ngantuk. Rencana mau ikut partisipasi, nyanyi di Panorama Lounge  yang dimulai jam 21.00 setiap malam, belum kesampaian.
Kapal telah bergerak menuju Nikopol, kota kecil Bulgaria. Rencana besok pagi , Passion akan bersandar disana.
Di dalam kamar, lampu dimatikan , cordyn jendela terkuak. Di kejauhan, disepanjang tepian sungai , lampu lampu kecil pedesaan berkelap kelip. Kadang kadang tertutup jajaran pepohonan. Kelap kelipnya menjauh, dan muncul lagi kelap kelip baru. Pijar pijar cepatnya seolah drama singkat kehidupan yang rapuh, rumit namun mulia.
Sekali kali terdengar kecipak benturan ringan, riak riak air sungai dengan lambung kapal. Malam nglangut, isteri disamping ku sudah lelap di alam mimpi.
Mata belum mau terpejam. Teringat obrolan ringan dengan bapak bapak rombongan tadi sore. Obrolan tentang Sholat diatas kapal.
Pak Kus, koordinator rombongan berinisiatif, setiap sore diselenggarakan Sholat berjamaah di Deck atas. Di imami pak Haji, walau kami semua sudah berhaji. Tapi yang dimaksud pak Haji disini hanyalah bapak yang satu ini.
Yang menjadi diskusi, adalah ketika kita Sholat di Deck Kapal yang berlayar. Menghadap kiblat yang benar. Dalam perjalanannya selama sholat, terkadang Kapal berbelok belok, bahkan berbalik arah. Pertanyaannya, Bagaimana keabsahan Sholat ini, karena ada saat kita tidak menghadap kiblat yang benar. Diskusi yang berlangsung sersan, serius tapi santai, dan diwarnai canda itu tidak membuat kesimpulan apapun.
Yang dirasa, Sholat berjamaah di Deck atas Kapal yang berlayar, Dinaungi langit biru luas, dikelilingi air, dengan pegunungan memanjang di dua tepian dan sekali kali dielusi angin pedesaan Eropa Timur yang sejuk, adalah pengalaman langka. Syahdu , nikmat dan hikmat.
Malam Bulgaria semakin larut, membelai manusia normal untuk mengantuk dan segera beristirahat. Menguap, mbliyut ....... tertidur sampai pagi.
Pagi ini, Passion sudah bersandar di Nikopol. Setelah sarapan ramai meriah, sedikit tak berdaya, karena menunya yang itu itu juga. Pinginnya ada juga bubur ayam gaya Tanah Abang dan lontong sayur Medan. Kami bersiap untuk tur darat. Hari terakhir di Bulgaria.
Hari ini kami akan mengunjungi kota Veliko Tarnovo.....ibukota kuno Bulgaria. Juga Arbanassi sebuah desa kultural.
Tetap setia dengan perangkat audio bergaris merah. Kali ini guide kami adalah pria Bulgaria jenaka , keturunan Arab.
Bus menyusuri pedesaan Bulgaria. Melewati Rumah rumah besar, cukup artistik namun sepi dan kelihatan tidak terawat. Memang Bulgaria adalah salah satu negara Eropa dengan Income per Capita terendah. Ke depan pemerintah memprogramkan Pariwisata akan menjadi andalan Ekonomi Bulgaria. Salah satu persyaratannya adalah tersedianya Infrastruktur yang handal. Saat ini Bulgaria sedang gencar membangun infrastruktur . Untuk menjadi bagian setara, dalam jaringan konektivitas Eropa Daratan yang efektif.
Veliko Tarnovo kota yang dibelah sungai kecil Yantra adalah ibukota Bulgaria lama..... ibukota Bulgaria yang baru  adalah kota Sofia. Rumah rumah batu kuno berusia 4500 an tahun bersusun susun di lereng perbukitan dari bawah sampai ke atas, padat.
Setelah sejenak mengeksplore kota Veliko, dan menikmati kopi dengan nyamikan kecil di resto besar pinggir sungai, kami menuju Arbanassi, desa kultural di pinggiran kota.
Gereja Orthodok kecil, tua dan antik di Arbanassi yang pertama kami kunjungi. Sayang nya ruangan gereja dengan gambar gambar eksotis itu tidak boleh dipotret. Ornamen ornamen kontras indah dan seram  menggambarkan jalur dan keadaan Surga, juga Neraka. Silsilah para Santo dalam ornamental dan gambar warna warni, berjenjang terlukis di lengkungan lengkungan atap gereja.
Dari gereja, kami menyusuri jalanan desa. Di kiri kanan adalah rumah rumah besar dengan pagar pagar batu yang tebal dan kuat. Konon jaman dulu banyak pencurian dan perampokan terjadi. Pagar pagar kuat itu adalah bentuk pertahanan setiap rumah. Desa ini memang antik dan cantik. Kami juga mengunjungi rumah tradisional. Telah berumur 400 an tahun, dan diterapkan sebagai cagar budaya.
Pembagian ruangan Rumah bergaya Turki ini, juga mirip dengan fungsi fungsi rumah tradisional Turkey. Ruang tamu, ruang keluarga, dapur dan seterusnya. Ada juga ruang pertumbuhan. Ruangan ini hanya dihuni bayi yang baru lahir bersama ibunya selama enam bulan. Bapaknya tidak boleh masuk ruangan ini.
Selesai mengeksplore rumah kuno ini, kami kembali ke kota. Makan siang di restoran besar. Dari ruangan resto, kami bisa melihat gereja megah di atas bukit yang akan menjadi salah satu tujuan berikutnya.
Usai makan siang, rombongan yang akan ke gereja diatas bukit bersiap. Menuruni  resto dan berjalan kaki menyusuri jembatan batu panjang dibawah terik Mentari siang. Bendera merah di tangan guide, kelihatan semakin mengecil menjauh.
Saya menemani Istri , menyusuri jalanan batu kecil kuno di sekitar restoran. Melihat lihat deretan toko Souvenir.
Sore telah tiba, rombongan meninggalkan ibukota Bulgaria kuno, Veliko Tarnovo. Yang tak lekang dengan pesonanya.
            to be Continued
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H