Yang menjadi diskusi, adalah ketika kita Sholat di Deck Kapal yang berlayar. Menghadap kiblat yang benar. Dalam perjalanannya selama sholat, terkadang Kapal berbelok belok, bahkan berbalik arah. Pertanyaannya, Bagaimana keabsahan Sholat ini, karena ada saat kita tidak menghadap kiblat yang benar. Diskusi yang berlangsung sersan, serius tapi santai, dan diwarnai canda itu tidak membuat kesimpulan apapun.
Yang dirasa, Sholat berjamaah di Deck atas Kapal yang berlayar, Dinaungi langit biru luas, dikelilingi air, dengan pegunungan memanjang di dua tepian dan sekali kali dielusi angin pedesaan Eropa Timur yang sejuk, adalah pengalaman langka. Syahdu , nikmat dan hikmat.
Malam Bulgaria semakin larut, membelai manusia normal untuk mengantuk dan segera beristirahat. Menguap, mbliyut ....... tertidur sampai pagi.
Pagi ini, Passion sudah bersandar di Nikopol. Setelah sarapan ramai meriah, sedikit tak berdaya, karena menunya yang itu itu juga. Pinginnya ada juga bubur ayam gaya Tanah Abang dan lontong sayur Medan. Kami bersiap untuk tur darat. Hari terakhir di Bulgaria.
Hari ini kami akan mengunjungi kota Veliko Tarnovo.....ibukota kuno Bulgaria. Juga Arbanassi sebuah desa kultural.
Tetap setia dengan perangkat audio bergaris merah. Kali ini guide kami adalah pria Bulgaria jenaka , keturunan Arab.
Bus menyusuri pedesaan Bulgaria. Melewati Rumah rumah besar, cukup artistik namun sepi dan kelihatan tidak terawat. Memang Bulgaria adalah salah satu negara Eropa dengan Income per Capita terendah. Ke depan pemerintah memprogramkan Pariwisata akan menjadi andalan Ekonomi Bulgaria. Salah satu persyaratannya adalah tersedianya Infrastruktur yang handal. Saat ini Bulgaria sedang gencar membangun infrastruktur . Untuk menjadi bagian setara, dalam jaringan konektivitas Eropa Daratan yang efektif.
Veliko Tarnovo kota yang dibelah sungai kecil Yantra adalah ibukota Bulgaria lama..... ibukota Bulgaria yang baru  adalah kota Sofia. Rumah rumah batu kuno berusia 4500 an tahun bersusun susun di lereng perbukitan dari bawah sampai ke atas, padat.
Setelah sejenak mengeksplore kota Veliko, dan menikmati kopi dengan nyamikan kecil di resto besar pinggir sungai, kami menuju Arbanassi, desa kultural di pinggiran kota.
Gereja Orthodok kecil, tua dan antik di Arbanassi yang pertama kami kunjungi. Sayang nya ruangan gereja dengan gambar gambar eksotis itu tidak boleh dipotret. Ornamen ornamen kontras indah dan seram  menggambarkan jalur dan keadaan Surga, juga Neraka. Silsilah para Santo dalam ornamental dan gambar warna warni, berjenjang terlukis di lengkungan lengkungan atap gereja.
Dari gereja, kami menyusuri jalanan desa. Di kiri kanan adalah rumah rumah besar dengan pagar pagar batu yang tebal dan kuat. Konon jaman dulu banyak pencurian dan perampokan terjadi. Pagar pagar kuat itu adalah bentuk pertahanan setiap rumah. Desa ini memang antik dan cantik. Kami juga mengunjungi rumah tradisional. Telah berumur 400 an tahun, dan diterapkan sebagai cagar budaya.