Lalu menuruni undakan, sampailah di depan Benteng kuno Kalemegdan yang luas, antik bermenara putih. Kalemegdan adalah bahasa Turki, yang berarti Medan laga. Ada juga yang mengartikan Bangunan putih.
Benteng dikelilingi selokan lebar kering. Jaman dulu selokan itu pasti dipenuhi air. Untuk masuk ke benteng, harus melalui jembatan diatas selokan. Di selokan kiri jembatan, di taruh seolah pameran berderet senjata senjata lawas, peluncur roket yang  sudah tidak berfungsi. Di sisi atas terbentang kebun binatang mini di dalam taman.
Di kanan jembatan, difungsikan sebagai lapangan Tennis tanah. Seperti Rolland Garos di Paris. Konon Nova Djokovic, jawara Tenis dunia kelahiran Serbia itu dulu anggota klub lapangan ini. Entah itu beneran atau guyonan.
Memasuki lorong benteng Auora kemegahannya terasa. Dinding temboknya sangat tebal, dari bebatuan. Konon di bawah jalan dan selokan terdapat under ground tunnel, tunnel bawah tanah yang berliku. Sebenarnya Publik bisa masuk dengan membayar sekitar 7 Euro. Sayang tidak diprogramkan dari paket wisata Cruise.
Keluar dari benteng, kami muncul di taman Kalemegdan sisi lain. Menyusuri taman dengan pohon pohon besar berdaun mulai kecoklatan, melewati meriam meriam yang terpajang di taman, sambil mendengar penjelasan dari Guide melalui perangkat Audio, seeasa merantau ke jaman baheula.
Benteng ini telah menjadi saksi peperangan peperangan besar perebutan wilayah Serbia, yang juga berlangsung di kota ini.
Berbagai bangsa pernah menguasai kota ini, sejak dari Bangsa Romawi Kuno, Kekaisaran Hansburg dan juga Kesultanan Utsmaniyah. Bahkan Kesultanan Utsmaniyah pernah 5 kali menguasai kota ini. Jejak peninggalannya, masih banyak tersebar di seantero kota. Salah satunya adalah Masjid kecil di taman Kalemegdan ini. Masjid di bawah rimbunan pohon ini sangat Turki sekali.
Menyusuri taman yang mulai ramai, sampailah kami ke ujung taman dipinggiran sungai. Di depan kanan bawah, adalah tempat pertemuan 2 sungai besar di Serbia, Sungai Sava dan Sungai Danube. Sedang di sisi kiri terhampar Plaza luas, dengan satu tugu ikonik menjulang tinggi.
Di puncak Tugu, berdiri patung lelaki hampir telanjang. Patung tinggi itu memegang daftar menatap ke arah sungai.
Patung itu seolah monumen dukacita. Saksi banyaknya kuburan massal terserak di kawasan benteng Kalemegdan.
Meninggalkan taman, kami kembali ke jalan semula. Melewati kios kios Souvenir lagi. Di depan salah satu kios, guide kita menunjukan mata uang kertas Serbia, Â yang memecahkan record Guiness world of record.