Mohon tunggu...
Gerri Mulyawandry
Gerri Mulyawandry Mohon Tunggu... Pustakawan - ronapena

Pustakawan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Jalan Pak Houtman

21 Desember 2012   06:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:16 4829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sempat terkejut ketika saya melihat timeline di twitter, dimana salah satu follower saya menulis "Selamat jalan pak #houtman." Seakan tidak percaya, saya langsung menelusur official account twitter beliau untuk mengetahui akan kebenaran kabar tersebut. Tak dinyana apa yg disampaikan follower saya mengenai kabar beliau itu benar adanya. Di accountnya (20/12) pada jam 13.40 WIB tertulis:

Tlh berpulang ke Rahmatulloh, HZA, kamis 20des'12 pk.14.20. Disemayamkan di H.Buang33 Ulujami Keb-lama. Mhn maaf kesalahan almarhum

Hingga saat ini saya belum mengetahui informasi lengkap mengapa sampai akhirnya beliau meninggal dunia. Yg saya ketahui secara kasat mata beliau memang sudah sepuh. Namun dibalik raganya yg menua, saya yakin beliau memiliki semangat muda yg bergelora hingga ajal menjemput. Beliau memang bukanlah seorang motivator yang populer, terutama di media televisi seperti Mario Teguh, Tung Desem Waringin, Hermawan Kertajaya dll. Namun saya sangat mengagumi proses kehidupannya dari yg awalnya bukan siapa² menjadi seorang yg seperti sekarang ini. Kekaguman saya dimulai pada kesempatan lokakarya di tempat saya bekerja, tepatnya tiga tahun silam. Saat itu beliau mendapat giliran pada sesi terakhir. Awalnya saya dan mungkin mayoritas peserta lainnya kurang bersemangat, mengingat pada sesi terakhir energi dan pikiran peserta sudah terkuras di sesi² awal, terlebih sebelumnya baru saja menghabiskan waktu sesi istirahat untuk keperluan makan siang dan sholat dzuhur. Akan tetapi seiring berjalannya beliau memberikan materi, rasa kantuk dan lemas pun tidak saya rasakan. Yg muncul rasa semangat dan haru. Dibalik sikap tegas yg selalu beliau perlihatkan dalam memberikan motivasi dan kisah² inspirasi, sempat pula menceritakan kisah yg membuat para peserta mengurai air mata akan pengalaman pribadinya. Beliau pun selalu menyisipkan sisi reliji terutama sikap kedermawanan dalam memotivasi para peserta. Biografi Houtman Zainal Arifin merupakan putra lulusan SMA asal Sumatera yg mencoba merantau ke ibukota pada tahun 60an demi menggapai cita²nya menjadi orang sukses. Perjalanan diawali dengan menjadi anak jalanan dan pedagang asongan. Hingga pada akhirnya memperoleh pekerjaan formil sebagai Office Boy (OB) di salah satu bank tekemuka asal Amerika, Citibank. Dengan rasa keingintahuannya yg tinggi disertai semangatnya yg ingin belajar, Houtman perlahan² naik pangkat dari yg semula OB menjadi petugas photocopy, dan akhirnya memperoleh status sebagai karyawan bank tersebut. Singkat cerita, setiap perjalanan karirnya yg menanjak adalah buah dari tekadnya yg besar dan ringan tangan. Selalu ingin membantu orang dan mau belajar tentang segala hal. Pada akhirnya kepercayaan timbul di mata para karyawan lainnya. Tak heran hingga akhirnya beliau menduduki jabatan sebagai Vice President of Citibank dalam kurun waktu 19 tahun dengan lulusan SMA! Kisah ini terjawab sudah bahwa tidak ada yg tidak mungkin dan memupuskan bahwa tidak hanya ada di sinetron maupun FTV kisah seperti ini terjadi. Houtman menjawab semua itu, menjawab keraguan teman²nya sesama OB ketika Ia banyak bertanya segaala hal seputar pekerjaan. ----- [caption id="attachment_222971" align="alignleft" width="246" caption="Houtman Zainal Arifin (Sumber: Google Images)"][/caption] Selamat jalan Pak Houtman, Segala amal semoga bermanfaat di akhirat kelak yg akan membukakan pintu syurga Ilmu yg sudah Bapak berikan pada kami, sudah pasti tak akan sia² Karena begitu sangat menginspirasi kami untuk menjadi insan lebih baik Istri, anak², dan sejumlah anak yatim yg diasuh akan bangga atas apa yg sudah Bapak lakukan di dunia ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun