Mohon tunggu...
MULYATI
MULYATI Mohon Tunggu... Guru - ASN

menulis adalah menciptakan ruang untuk mencurahkan segala ekspresi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perempuan Milenial

9 Maret 2019   05:38 Diperbarui: 9 Maret 2019   05:48 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila kudengar adzan subuh berkumandang.
Tak lagi kulihat perempuan perempuan terbangun riang.
Bergegas wudu menghadap pangeran.

Bila kudengar riuhnya ayam jantan berkokok. Tak lagi pula kusaksikan perempuan-perempuan
 duduk berjongkok. Di depan tungku meniup kayu bakar. Agar api terus berpendar.

Bila ku lihat sang mentari dari ufuk timur. Tak lagi terlihat perempuan-perempuan gegap gempita. Berduyun-duyun menggendong bakul. Bergegas menuju pasar.

Bila kurasakan hangatnya terik mentari pagi. Tak lagi ku lihat perempuan-perempuan sibuk menyingsingkan lengan. Bertudung bambu pergi berladang.

Bila waktu senja tiba. Tak lagi kulihat perempuan-perempuan itu bersama anaknya. Bermain boneka ataupun bercengkerama dengan tetangga.

Bila waktu malam pun tiba. Tak kulihat perempuan perempuan itu sibuk menyiapkan hidangan. Atau tampak belajar bersama buah hatinya.

Bila waktu tidur pun tiba. Tak lagi ku saksikan perempuan perempuan asyik bercerita. Mereka masih terlena dalam dunianya. Sibuk membangun kerajaan karirnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun