Mohon tunggu...
MULYATI
MULYATI Mohon Tunggu... Guru - ASN

menulis adalah menciptakan ruang untuk mencurahkan segala ekspresi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Minggu Kelabu

14 Mei 2018   17:13 Diperbarui: 14 Mei 2018   17:36 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hangatnya mentari dari ufuk timur

Menyentuh relung kalbu

Mengantar warga kota

Bergegas menyingsingkan baju

Di antara damainya riuh burung berkicau

Di antara riang gembira menyambut hari

Di antara kesibukan ibadah misa pagi

Terekskusi aksi yang tak berperi

Mereka yang tak lagi peduli

Mereka yang tak lagi bernurani

Tertutup mata telinga pun tuli

Bersigap gagah menjemput mati

Boom...

Seketika damainya kicauan burung terbungkam

Seketika keriangan itu hilang

Seketika kemilau sang mentari lenyap

Surabaya terkepung asap

Bersimbah darah

Bergelimpangan terpecah belah

Lihatlah, lihat

Radikalisme yang kau genggam erat

Membunuh nyawa dengan jahat

Lihatlah

Surabaya pilu menangis darah

Penuh trauma dan ketakutan

Lihatlah lihat

Surabaya kini teramat sendu

Purworejo, 14052018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun