Baru-baru ini tengah Santer isu radikalisme yang dilakukan oleh oknum mahasiswa. Tentu isu yang paradoks ini meresahkan masyarakat. Perguruan tinggi yang mestinya menjadi kawah candradimuka para  pemuda harapan bangsa namun justru sebaliknya. Sering bertindak kurang dewasa berupa kekerasan yang memalukan.
Bertindak kritis terhadap peristiwa yang terjadi di masyarakat memang sudah menjadi bagian dari kehidupan kampus. Hal ini pun sesuai dengan Tri Darma perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Akan tetapi, gerakan-gerakan liar yang terkadang jauh dari norma mesti diluruskan. Jangan sampai para mahasiswa sebagai civitas akademik harapan bangsa justru menjadi dalang dalam keonaran.
Sebagai mahasiswa yang mempunyai semangat membara, tentu masih menggebu-gebu dalam menempa diri dalam bidang ilmu maupun organisasi. Hanya saja terkadang mereka bertemu dengan tokoh ataupun komunitas yang bisa jadi lolos dari pengawasan kampus. Sehingga kampus tak lagi mampu memantau sejauh mana kegiatan yang dilakukan oleh para mahasiswanya.
Jika sudah demikian, maka segala bentuk tindakan yang kurang baik dari mahasiswa tertuduhkan pada kampus yang menangi ya.. Dan masyarakat luar yang tidak tahu seluk beluknya hanya bisa menyalahkan dan mengkambinghitamkan kampus sebagai penyebabnya. Padahal bisa saja mahasiswa yang sering bertindak radikalisme mempelajari paham tersebut di luar kampus.
Oleh karena itu penulis mengajak semua pihak baik orang tua, masyarakat maupun pihak kampus untuk selalu memantau dan menjaga apa saja yang dipelajari oleh para mahasiswa kita. Sebagai orang tua bisa menjaga pergaulan anaknya, setidaknya tahu teman seperti apa yang dimiliki anaknya. Bagi masyarakat pun hendaknya bisa menjadi laboratorium ilmu yang bermanfaat bagi mahasiswa misalnya untuk mengasah kemampuan sosial mahasiswa.Â
Begitu pula bagi pihak kampus agar lebih intens lagi membina mahasiswanya. Misalnya dengan terlibat aktif dalam memberikan pengarahan dalam setiap unit kegiatan mahasiswa (UKM). Dengan melibatkan diri tersebut harapannya bisa tahu pasti kegiatan yang dilakukan mahasiswa di lapangan dan bisa meminimalisir kecolongan-kecolongan yang tidak diinginkan. Selain itu pihak kampus bisa menjadi filter jika suatu saat ada paham radikal yang menyusup tanpa permisi.
Setelah dijaga oleh berbagai pihak, bukan berarti mahasiswa pasif berpasrah diri. Para mahasiswa pun hendaknya terus mengasah diri, terbuka untuk selalu belajar dan mempelajari berbagai bidang ilmu. Karena nantinya penguasaan berbagai bidang ilmu tentu akan melahirkan sikap bijak dalam menanggapi berbagai permasalahan di masyarakat. Dengan kebijakan yang dimilikinya maka akan terlahirlah sikap Kedewasaan secara intelektual.Â
Yang tidak hanya gegabah memandang sebuah masalah dari satu sudut pandang. Melainkan mampu melihatnya dari berbagai sisi. Sehingga mampu menyelesaikan segala persoalan secara mendalam tuntas sampai akar ya (radikal) tetapi tetap dengan cara-cara yang santun dan nir kekerasan.
Purworejo, 09052018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H