Ribuan malam tlah kulalui
Dalam kesendirian dan kehampaan yang tiada bertepi
Bersemayam dalam kamar sempit dua kali tiga
Kuhabiskan dalam temaram lampu penuh kesunyian
Seringkali teramat sulit untuk sekedar memejam
Melupakan sejenak segala gundah yang begitu sesak
Tak jarang pun berteman bunyi cacing perut yang sepertinya demo
Karna tuan rumah tak selera berpesta dengannya
Dalam gelisah sejuta tanya pun silih berganti
Hanya desahan napas yang seolah tercekat
Disertai gerakan tengok kanan kiri yang mampu menjawab
Hingga sang jago berkokok di waktu fajar
Seringkali tak mampu juga ku terlelap
Dalam hati slalu percaya
Bakal indah pada waktunya
Hanya saja hati resah menanti
Waktu indah yang dinanti
Berharap inilah waktu yang selalu aku yakini
Perjalanan indah dalam hidupku
Ketika tangis haru tak bisa kupunkiri
Mengingat baiknya Tuhan padaku
Pada akhirnya aku menyadari
Tuhan, begitu indah anugrahMu
Mungkin tidak akan seindah ini
Jika hidupku tak pernah diuji
Mungkin tidak akan seharu ini
Jika malam-malamku penuh gelak tawa
Purworejo, 28 Maret 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H