Oh yah tempat kami waktu itu kecil tetapi cukup buat latihan atau sekadar belajar bersama.Â
Seiring berjalannya waktu, kelompok belajar tidak efektif tetapi kursus seni tari berkembang. Â Banyak anak kecil yang mau belajar menari di sanggar kami. Â Tapi kami membatasi yang ikut kursus, maklum waktu itu belum banyak pelatih.Â
Beberapa tahun ke belakang, kami menyewa sebuah garasi miliki tetangga. Di garasi inilah kami bisa latihan dan berkumpul bareng. Uang untuk membayar garasi ini berasal dari hasil kursus tari anak-anak.
Di garasi ini juga, kami menyimpan beberapa kostum tradisional dan kostum lain yang pernah tim Menara Oza buat. Ada kostum tradisional yang biasanya digunakan untuk accara perpisahan atau acara pernikahan. Ada juga kostum-kostum lainnya yang pernah dibuat bekas pementasan drama atau teater.
Oh yah, sebelum kami punya garasi, kalau kami tidak latihan di ruangan kami yang kecl, kami biasa latihan di lapangan terbuka. Begitu juga dengan kursus tari, kadang kami latihan tari di lapangan terbuka yang tentu saja jika cuaca tidak mendukung kami tidak akan latihan.
Kami berpikir untuk tidak mengandalkan kursus saja. Kami juga harus punya sesuatu yang lain yang bisa menghasilkan agar bisa membayar garasi yang kami gunakan.
Saya mengusulkan ke Kang Iwan agar membuat jasa sewa kostum atau bahkan jasa membuat kostum. Ide ini terlintas karena banyaknya kerabat kami yang meminjam kostum tradisional milik MENARA OZA. Lagipula, kostum-kostum rasanya sayang saja kalau hanya dibuat untuk kepentingan ketika ada pertunjukan saja.
Kang Iwan menyutujui ide ini. Kostum-kostum yang kami buat memang belum terlalu banyak tetapi setelah kami membuka sewa kostum tradisional, banyak orang yang menyewa kostum kepada kami. Apalagi, kami menyewa kostum dengan harga terjangkau. Â Saking terjangkaunya, bahkan kami sering mendapatkan pelanggan yang tidak membayar kostum.
Kami mencoba realistis. Kami ingin tetap berkesenian tetapi kami juga harus berkembang dan ada dukungan dana.