Keluar dari tempat kerja, Mas Ipul mulai belajar membuat anyaman bambu sendiri.
Jadi, jika sebelumnya ia hanya sebagai orang yang menghubungkan komunitas pengrajin dengan banyak pihak, kini ia terjun sendiri membuat anyaman bambu.
Apalagi ada liputan di televisi yang mengharuskan ia harus langsung membuat anyaman dari bambu.
Pengembangan Produk
Mas Ipul menyadari bahwa topi bukanlah produk primer dan tidak setiap orang membutuhkan topi. Ia pun kemudian berinovasi dengan menghadirkan produk baru yang masih terbuat dari bambu.
Tas dari bambu pun ia buat sebagai salah satu inovasi.
Awalnya tas dari bambu ini dipamerkan di galeri yang bertempat di Desa Cikupa Kecamatan Cikupa Kabupaten, Tangerang - Banten.
Galeri ini ketika berdiri kurang menarik sehingga belum menarik perhatian. Kemudian seseorang menyarankan Mas Ipul untuk menampilkan tas bambu di butik dan dibanderol dengan harga yang lebih tinggi.
Tas dari bambu ini pun menarik perhatian orang banyak. Pesanan pun bertambah tetapi saat itu hanya sedikit pengrajin yang bisa membuat tas dari bambu. Mas Ipul pun mengajak seorang desainer tas karena timnya saat itu tidak ada yang paham soal desain dan tas.
Pengembangan produk ini membuat Topi Bambu lebih terkenal. Mas Ipul kemudian membawa Topi Bambu tidak sekadar CV dan komunitas saja.
Ia pun mendirikan topibambu.co.id sebagai sebuah e-commerce dari produk Topi bambu. Ketika artikel ini dibuat, situs ini masih dalam tahap pengembangan.
Sementara untuk mengetahui soal Topi Bambu, situs komunitas Topibambu.com masih jadi acuan.
Pengembangan produk dan pendirian e-commerce merupakan langkah tepat yang dilakukan Mas Ipul . Rejeki pun mulai mengalir lewat banyak pesanan.
Bukan hanya dari dalam negeri, tetapi pesanan produk Topi Babu dari luar negeri juga cukup banyak. Contohnya dari Hongkong, Dubai, dan lainnya. Bahkan, ada pesanan dari Perancis yang memesan produk topi bambu untuk sebuah pesta wine.