Pada tahun 2014, undangan untuk menggiatkan pengrajin ke pihak Topi Bambu cukup banyak. Salah satunya adalah dengan menghadiri pameran. Dan untuk menyiasati waktu, Mas Ipul dan teman-temannya melakukan shift kerja dengan meminta cuti waktu yang berbeda pada kantor mereka masing-masing.
Ketika pameran, Mas Ipul pun memperkenalkan topi bambu seperti halnya menjual barang. Ketika ada yang melewat booth Topi Bambu, Mas Ipul menawarkan agar pengunjung menggunakan topi bambu dan melakukan selfie.
Langkah yang dilakukan Mas Ipul kemudian menarik perhatian, terutama dari turis Asing. Saat itu, akhirnya banyak transaksi terjadi. Artinya, produk Topi Bambu di salah satu pameran tersebut mulai menarik perhatian dan cukup banyak yang beli.
Kemudian ada cerita untuk memesan produk Topi Bambu. SI pemesan kemudian meminta ke pihak Topi Bambu faktur dan hal-hal yang terkait dengan kelegalan bisnis. Ini membuat Mas Ipul bingung, karena Topi Bambu saat itu hanyalah sebuah komunitas dan belum menjadi perusahaan bisnis.
Tapi setelah itu, Mas Ipul dengan tekad bulat kemudian membuat CV. Nama yang terbesit saat itu adalah Topi Bambu karena pada awlanya mereka memperkenalkan produk topi bambu. Meskipun kedepannnya nanti produknya bukan hanya topi, tapi nama Topi Bambu dianggap sudah melekat dan mudah diingat.
CV Topi Bambu ini didirikan oleh Mas Ipul dan tiga temannya pada 2014. Saat itu, tim CV Topi Bambu sekitar 10 orang dengan dana operasional masih dari kantorng sendiri alias bootstraping.
Untuk masalah pendaaan ini, Mas Ipul dan ketiga temannya selaku co-founder belum keluar dari tempat kerjannya. Bisa dibilang,, untuk membangun CV Topi Bambu, Mas Ipul dan teman-temannya masih menggunakan dana dari hasil gaji mereka.
Tapi bukan berarti pesanan produk mereka sedikit. CV Topi Bambu sudah mulai terkenal dan sudah mendapat banyak pesanan.
Tahun 2014 akhir, CV Topi Bambu mulai banyak undangan dari Kementrian dan instansi lain. Masalah lama pun muncul, mereka harus membagi-bagi waktu untuk mendatangi undangan dengan meminta cuti pada tempat kerja mereka masing-masing.
Juni 2015, Mas Ipul resign dari tempat kerjanya dan mulai fokus membangun CV Topi Bambu. Ia mulai yakin bahwa perusahaan yang dibangunnya ini akan berkembang. Ia juga menyadari karena sudah banyak pesanan untuk pembuatan produk dari bambu.
Sementara tiga temannya masih bertahan di tempat kerja dan sedang membangun pondasi agar resign “pada waktu yang tepat”.