Mohon tunggu...
mulyanto
mulyanto Mohon Tunggu... Administrasi - belajar sepanjang hayat

Saya anak petani dan saya bangga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Surat Takzim Buat Pak Tjip

17 Mei 2016   11:24 Diperbarui: 17 Mei 2016   13:03 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kulo lan Pak Tjip (saya dan Pak Tjip) kan bagai asam dan garam, yang mudah-mudahan segera Allah pertemukan. Begini Pak Tjip, Pada 28 April 2016 sekitar pukul 1 siang, saya buka email, ternyata ada pemberitahuan, bahwa tulisan berjudul Saya Harus Membalas Kebaikanmu, Pak! dikomentari oleh teman-teman dan bla..bla..bla..

Mulanya begini, Ku pelototi inbox email satu persatu, peringatan komentar tulisan Kompasiana berbaur dengan email lain, ada pesan yang cukup membuat dahi mengernyit. Email dari Koran nasional ternama mengembalikan tulisan saya yang dikirim lima hari lalu. Dikatakan, tulisan saya tidak bagus. Terimakasih, Ran, Koran!

Kemudian ku pelototi yang lain. Dan alangkah tersanjungnya diri ini. Serasa badan diguyur madu, manis. Melihatnya sebelum dibuka sudah terenyuh hati ini. Misem-misem sendiri, kalau berkaca pasti miring kana, miring kiri, mematut-matutkan di depan kaca. Saat dibuka sudah penasaran tak sabar, tapi internet di hadapan masih loading. Setelah terbuka, terbelalak mata ke layar yang bertulis:

TJIPTADINATA EFFENDI (26 April 2016 07:56:18)

tulisan bagus mas, Jangan pernah melupakan kebaikan orang,,,salam hangat

Kuping serasa makin melebar, saya tersanjung disanjung Pak Tjip. Kemudian saya agak berfikir keras untuk mencari bahan, apa balasan yang pantas buat beliau ini. Akhirnya saya tulis demikian:

Mulyanto (28 April 2016 14:43:16)

Pak Tjip sungguh baik hati, terhadap tulisan begini saja menyanjung, maturnuwun Pak Tjip. memang sebisa mungkin harus mematri -dan kalau sanggup membalas- kebaikan orang lain terhadap kita. Saya suka tulisan-tulisan Pak Tjip yang tulus, tidak bertendensi, apa adanya, dan menginsiprasi. maturnuwun.. salam hangat.

Ini tulisan saya yang dilirik, Pak Tjip
Ini tulisan saya yang dilirik, Pak Tjip
***

Pak Tjip, Jenengan memang adalah (bagai) Guru Ngaji saya, tulisannya acap menyentuh dan menggetarkan saya (pembaca yang lain terang juga merasa), dan saya amat ingin bersua dengan Jenengan untuk menggapai tangan kanannya sembari kucium tanda takzim antara murid ke guru.

Kenapa saya dungu ya? tidak bergabung ke Kompasiana pada 15 Okt 2012, agar bersamaan dengan Pak Tjip meletakkan batu pertama akunnya di ruang ini. Meskipun begitu saya Alhamdulillah, 16 Maret 2016 lalu mulai bergabung di sini. Semoga mampu meneruskan kiprah Pak Tjip.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun