Mohon tunggu...
Sri Mulyani
Sri Mulyani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dunia K-pop

6 Desember 2012   07:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:06 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya korean pop atau dalam istilah kerennya k-pop (korean waves) merupakan segala hal yang berkaitan dengan adat kebiasaan yang ada di negeri ginseng Korea. K-pop melanda hampir diseluruh negara di Asia termasuk Indonesia dan bahkan sampai ke eropa dan beberapa negara timur tengah. Hal ini terjadi seiring dengan kesuksesan dunia hiburan korea yang mampu membius terutama kalangan usia remaja dengan boyband dan girlband. Akan tetapi berbarengan dengan itu tidak hanya boyband ataupun girlband yang digandrungi, serial drama, trend mode pakaian, makanan bahkan bahasa korea banyak dipelajari. Bintang korea dinilai sebagai sebuah paket lengkap karena pada umumnya memiliki wajah tampan, punya kemampuan dance, akting,olah vokal yang mumpuni dan bahkan presenter.

Awal muncul k-pop di Indonesia dengan di tayangkannya serial drama Full House yang di tayangkan di salah satu stasuin televisi swasta di Indonesia. Kemudian di susul dengan drama Boys Before Flowers (BBF) yang tak kalah populer pada tahun 2009. Drama ini di bintangi salah aktor papan atas korea Lee Min Hoo.

K-pop semakin menjadi trend di kalangan muda Indonesia dengan munculnya boyband dan girlband seperti Super Junior, SHINee dan Girls Generation (SNSD). Para penggemar korea rela mengorbankan waktu dan uang untuk mencari tahu segala hal terkait dengan idola mereka melalui internet, membeli album dan aksesoris yang mereka gunakan. Tidak hanya sampai disitu bahkan tidak sedikit yang rela mengeluarkan uang sampai jutaan rupiah dan antre tiket selama berjam-jam untuk menonton konser yang akhir-akhir ini sering di gelar di Jakarta.

Pengaruh boyband dan girlband korea semakin terlihat nyata dengan munculnya boyband dan girlband di Indonesia seperti smash dan cherrybelle yang berusaha identik dengan Korea baik dari segi dance, model pakaian, style rambut, bahkan hingga nama serta jumlah personel dalam satu group. Meski hal tersebut tidak diakui secara terang–terangan namun kita dapat menilai sejauh mana boyband dan girlband Indonesia ini berusaha untuk mengidentikan dirinya dengan gaya musik negeri ginseng tersebut. Kemunculan mereka yang berbarengan dengan mewabahnya korean pop sangat membantu mereka untuk cepat eksis dan dicintai publik, meski sebagian kalangan menganggapnya plagiat.

Peran kekuatan media dalam penyabaran k-pop juga sangat kuat sebagaimana yang terjadi saat ini baik majalah cetak maupun elektronik gencar menyajikan segala hal tentang K-pop. Beberapa contoh diantaranya, Stasiun tv Indosiar dan ANTV gemar menayangkan drama-drama korea, stasiun radio streaming Dreamers Radio bahkan mengadakan siaran khusus laporan secara live pada konser SMTOWN world Tour III (konser dari seluruh penyanyi korea yang berada di bawah manajemen SM entertaiment) di Jakarta, tabloid yang menjadikan ulasan k-pop menjadi headline serta menjamurnya situs-situs internet seperti blog yang memudahkan kalangan remaja mengakses informasi segala hal tentang K-pop.

Budaya k-pop yang semakin menguasai jiwa kalangan muda Indonesia yang semakin hari semakin kuat memicu turunnya kecintaan mereka terhadap kebudayaan lokal Indonesia. Hal ini akan berdampak pada pelestarian budaya Indonesia akan terhenti dan mengilang. Hal yang lebih berbahaya adalah ketika kalangan muda Indonesia akan kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang senantiasa menjunjung tinggi adat istiadat.

Banyaknya drama korea yang menanyangkan adegan yang tidak sesuai dengan norma masyarakat, pakaian anggota girlband yang fulgar dan terbuka, serta gaya boyband yang mayoritas menggunakan aksesoris seperti perempuan akan menimbulkan degradasi moral pada kalangan remaja yang notabene mereka adalah generasi penerus bagi terwujudnya harapanbangsa yang lebih baik di masa datang.

Pola konsumerisme juga akan terbentuk melalui peniruan penggemar k-pop yang mewujudkannya melalui pembelian aksesoris, model pakaian, mengubah tatanan rambut dan terutama mereka yang rela mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk menonton koser k-pop baik yang di adakan di dalam atapun bahkan sampai di luar negeri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun