Pak,Â
Tak terasa dua puluh lima sudah usiaku,Â
Kuputar kembali memori saat usia ku menginjak angka lima
Kau sakit, ibu yang berlari kesana kemari meminta bantuan
Kau merintih, ibu menangis
Tapi tak ada seorang pun yang menolong
Hingga akhir kau tak diobati, ibu tak punya uang;kita miskin kata ibu
Aku meruntuk, andai kau sakit dimasa sekarang maka diusia yang ke lima aku tak jadi yatim.
Tapi andai --andai itu sudah tak berguna
Pak,
Wajahmu tak dapat lagi ku kenali
Aku hanya ingat kau tinggi, kurus dan tak kekurangan.
Tak apa ya pak, kebaikan itu nomor satu dan itu yang harus ku ingat.
Selamat pak, meski kau tak ada aku tak sedih, ibu jauh lebih beruntung.
Selamat bertemu kembali pak,Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H