Mohon tunggu...
MULYANA AHMAD DANI 111211231
MULYANA AHMAD DANI 111211231 Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administarasi di Kantor Balai Monitor SFR Kelas I Jakarta

Futsal, Sepakbola dan Catur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepemimpinan Machiavelli

5 Desember 2024   09:03 Diperbarui: 5 Desember 2024   09:24 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam pandangan Machiavelli, negara yang kuat adalah entitas yang mampu bertahan menghadapi ancaman eksternal dan internal melalui kepemimpinan yang tegas dan efektif. Negara tidak boleh rapuh terhadap tekanan apapun, apalagi ketika sedang berada dalam krisis seperti yang terjadi pada Italia Florentine. Dalam kondisi semacam ini, kepemimpinan Machiavellian menawarkan pendekatan yang keras namun pragmatis, di mana pemimpin sering kali dihadapkan pada dilema antara etika (moralitas) dan medis (tindakan penyelamatan yang mungkin tidak bermoral). 

Negara Wajib Kuat

Machiavelli melihat negara sebagai pondasi dari stabilitas masyarakat. Jika negara lemah, segala tatanan yang menopang kehidupan rakyat akan runtuh. Dalam konteks Italia pada masa itu, dengan ancaman krisis politik dan kerusakan mendasar, kekuatan negara menjadi prioritas mutlak. Negara yang kuat adalah negara yang mampu:

  1. Mengelola ancaman internal: Mengatasi pemberontakan atau pengkhianatan yang dapat menyebar dan merusak tatanan.
  2. Menghadapi ancaman eksternal: Mempertahankan kedaulatan dan kekuasaan di tengah tekanan dari pihak asing.

Machiavelli percaya bahwa kekuatan negara tidak hanya bergantung pada sistem yang baik, tetapi juga pada keberanian dan kecerdikan pemimpin untuk membuat keputusan sulit demi mempertahankan negara.

Prinsip-prinsip yang Anda sebutkan berasal dari pemikiran Niccol Machiavelli, yang terkenal melalui bukunya The Prince (Il Principe). Pemikiran Machiavelli sering dikaitkan dengan pandangan pragmatis dan realis tentang kekuasaan dan politik, yang kadang dianggap bertentangan dengan norma moral atau etika konvensional. Berikut adalah penjelasan tentang fakta-fakta yang Anda sebutkan: 

1. "Politics has no relation to Moral"

Machiavelli percaya bahwa dalam dunia politik, keberhasilan pemimpin tidak selalu sejalan dengan moralitas. Bagi dia, tindakan politik harus didasarkan pada kenyataan dan kebutuhan untuk mempertahankan kekuasaan, bukan pada prinsip-prinsip moral ideal. Pandangan ini sering diterjemahkan menjadi pragmatisme politik, di mana tujuan (stabilitas dan kekuasaan) lebih penting daripada cara mencapainya.

2. "It's better to be feared than loved, if you cannot be both"

Pernyataan ini mencerminkan keyakinan Machiavelli bahwa rasa takut adalah alat yang lebih efektif dalam menjaga ketaatan daripada rasa cinta, karena rasa cinta bersifat rapuh dan bergantung pada kehendak individu. Sebaliknya, rasa takut lebih stabil dan bisa dikendalikan oleh pemimpin melalui ancaman hukuman. Namun, Machiavelli juga menekankan bahwa pemimpin harus menghindari kebencian, karena kebencian dapat memicu perlawanan.

3. "Men rise from one ambition to another; first, they seek to secure themselves against attack, and then they attack others"

Ini menggambarkan sifat manusia yang dinamis dan ambisius. Menurut Machiavelli, manusia cenderung berusaha untuk bertahan dan melindungi diri terlebih dahulu. Setelah merasa aman, mereka akan mencari cara untuk memperluas pengaruh dan kekuasaan. Pandangan ini menunjukkan bagaimana ambisi sering menjadi pendorong utama tindakan manusia, terutama dalam konteks politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun