Aristotle menekankan lima jalan untuk menjadi pemimpin bijak, yang dimulai dengan mengetahui tujuan dengan jelas, sehingga setiap keputusan dan tindakan dapat terarah. Pemimpin juga harus selalu mengejar kebenaran dan memahami situasi yang dihadapi, sambil tetap bersikap kritis dan inovatif. Pengalaman masa lalu harus dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran untuk pengambilan keputusan di masa depan, serta penting bagi pemimpin untuk mampu melihat berbagai sudut pandang dengan mempertimbangkan alternatif sebelum mengambil keputusan akhir. Selain itu, pemimpin yang baik harus terbuka terhadap kritik dan siap menerima masukan sebagai alat untuk perbaikan dan pertumbuhan. Mendengarkan kritik dengan baik sangat penting untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas, dan mengatasi ketakutan akan kritik adalah langkah yang diperlukan agar pemimpin dapat berkembang dan tidak terhambat oleh rasa takut tersebut.
Daftar Pustaka :Â
Elisabet, L. (2023). Kesetaraan Gender Dalam Ritual Ma'papangngan Di Tana Toraja Berdasarkan Polis Aristotelles.Â
Apollo, P. (n.d.). Diskursus Gaya Kepemimpinan.
Wibowo, B. A., Pranowo, T. A., & Febrianto, A. (2023).Â
Sejarah Pendidikan. Yulanda, A. (2020).Â
Implementasi Virtue Ethics Aristoteles Di Era Kekinian. Jurnal Al-Aqidah, 12(1), 90-104
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H