"Tidak bisa, Mas. Kita harus mengalah. Lupakan soal pelaminan serba putih dan gaun pengantin warna perak impian kita," pinta Daneswari yang tak lagi mampu menahan bendungan air matanya sore itu.
Oh, mengapa cinta tak pernah berpihak padaku dan Daneswari. Setidaknya, janganlah terlalu menyiksa begini, pintaku entah pada siapa. Mungkin pada angin lalu.
Daneswari memberitahuku tentang kehamilan Maharani, putri pertamanya. Sampai di situ, dia sudah sangat syok, meskipun Reno bersedia bertanggung jawab. Tambah terperenyak, saat mengetahui siapa Reno.
Aku bukan lagi patah hati, tetapi hancur lebur. Daneswari menghambur, merebaskan air mata di dadaku. Baru kali itu kami merasakan betapa berat jadi orang tua. Ternyata cinta kami pada anak-anak, tetap di atas segalanya, berapa pun usia mereka.
Ya, aku dan Daneswari di sini. Di panggung penuh bunga-bunga, tempat pengantin dan orang tuanya menerima ucapan selamat dari para tamu. Aku mendampingi Reno, putra sulung yang sebentar lagi memberiku cucu.
Tamat
Kartasura, 30 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H