Mohon tunggu...
Mulyadi Djaya
Mulyadi Djaya Mohon Tunggu... Dosen Univ. Papua -

Memotret Papua bagai oase yang tidak pernah kering. Terus berkarya untuk Indonesia yang berkemajuan (#dosen.unipa.manokwari).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menelusuri Jejak Nenek Moyang Orang Papua

12 Maret 2018   01:18 Diperbarui: 12 Maret 2018   01:36 28178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Hingga saat ini belum terungkap dari mana asal-usul orang Papua. Hanya karena kulit hitam dan rambut kriting sehingga menyebut berasal dari orang Negro-Afrika. Apabila dilihat dari bahasa yang dipakai banyak serapan bahasa Melanesia sehingga banyak mengaku nenek moyang mereka adalah orang Melanesia. Mana yang benar?

Untuk menjawabnya menggunakan tiga pendekatan: geologis, antropologis, dan realistis. Secara geologis bumi ini awalnya dalam bentuk utuh-satu, dibuktikan adanya masa lempeng tektonik dan zaman es. Nusantara termasuk pulau Papua belum berpenghuni.

Saat itu manusia bertebaran hanya dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan darat. Bentuk fisik orang Papua mirip dengan sosok manusia dari Afrika dan bahasa Melanesia. Kini kita bisa melihat orang Papua yang memiliki peradaban lebih maju yaitu suku yang tinggal di lembah-lembah hingga pegunungan tinggi yaitu pertanian seperti orang Dani. Bahkan masih hidup orang-orang pigmi -- manusia kate yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,5 meter yang diduga orang Papua asli.    

Homo erectus Berjalan Kaki hingga Papua

Menurut teori geologi Lempeng Tektonik bahwa 200 juta tahun lalu bumi ini  kompak menyatu dalam bentuk lempengan yang disebut Pangea. Belum seperti sekarang yang dipisahkan oleh samudera dan selat-selat. Hal ini dibuktikan oleh para ahli bahwa adanya kesamaan tanah, bebatuan dan fosil di Amerika Selatan dengan di Afrika Barat. Demikian juga Tanah Papua (Papua dan PNG) masuk dalam lempeng Indo-Australia -- menyatu dengan Australia.

Bukti lain bahwa bersatunya daratan Nusantara dengan ditemukan  Garis Wallace yang memisahkan habitat hewan Asia dan Australia. Bagian barat Nusantara (Sumatera, Kalimantan, dan Jawa) memiliki hewan yang sama dengan spesies Asia atau disebut Paparan Sunda, sedangkan spesies hewan yang ada di Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua mirip dengan hewan yang ada di Australia atau di sebut Paparan Sahul.  

Satu daratan inilah memudahkan manusia pertama Homo erectus melakukan perjalanan. Terjadi pada 180 juta yang lalu, dari Afrika berimigrasi secara besar-besaran ke berbagai penjuruh bumi antara lain ke Eropa, Asia Tengah, India, bahkan menyusuri wilayah selatan ke Asia Tenggara hingga ada yang memilih bermukim di Paparan Sunda (Sunda Shelf) atau bagian barat Nusantara yaitu Sumatera, Kalimantan, dan pulau Jawa. 

Sedangkan yang lainnya terus menyuri bagian selatan hingga tiba di Paparan Sahul (Sahul Shelf) yakni pulau Sulawesi, Flores, Maluku, dan berakhir di Indo-Australia yaitu Australia dan Papua sekarang. 

Di pemukiman baru mereka berusaha beradaptasi untuk bisa bertahan hidup selama 1,5 juta tahun dengan berburu, membuat api, berlindung di gua, berkelompok, dan bahkan berperang. Namun kebanyakan yang punah terutama yang tinggal Paparan Sunda. Sedangkan yang masih bertahan hidup adalah yang hidup di pulau Flores (Homo floresiensis), dataran tinggi Papua, dan sebagian di Australia (orang Aborigin).

Kelompok manusia berkulit hitam dan berambut keriting tersebut memilih tinggal di wilayah pegunungan Maoke yang saat ini terdiri dari Barisan Sudirman dan Pegunungan Jayawijaya. 

Pegunungan ini membelah Papua dari barat ke timur menjadi dua pada bagian tengah. Diduga  masih hidup orang-orang pigmi -- manusia kate memiliki tinggi badan kurang dari 1,5 meter yang diduga orang Papua asli. Suku pigmi tersebut beradaptasi dan berkembang biak menjadi suku-suku Dani, Yali, Ngalum, Amungme, Nduga, Damal, Moni, Ekari/Mee, Sentani, Nimboran, Ayamaru, dan Muyu.

Manusia Erectus Musnah

Sepuluh juta tahun berikutnya bumi mengalami pergeseran akibat rotasi dan tekanan magnit dengan planet lainnya yang menyebabkan bumi membentuk dua benua besar yaitu Lempeng Laurasia di bagian utara dan Gondwana di bagian selatan. Pelan dan pasti kedua lempeng besar tersebut pecah. Lempeng Laurasia berkembang menjadi lempeng Eurasiasedangkan lempeng Gondwana berkembang menjadi lempeng Afrika, Amerika Selatan, dan Indo-Australia, termasuk di dalamnya pulau Papua.

Berikutnya lempeng Gondwana pada 65 juta tahun lalu pecah menjadi lima lempeng besar yaitu lempeng Amerika Selatan, Afrika, India, Australia, dan Antartika. Sedanglan benua Australia memisahkan diri menuju timur laut meninggalkan antartika yang akhirnya bertabrakan dengan lempeng Eurasia menjadi pulau Papua terlepas dan bertabrakan dengan lempeng Pasifik dan Eurasia.

Pada periode ini manusia kuno tersebut belum mampu melakukan perjalanan yang jauh karena sudah dihalangi oleh samudera yang luas dan belum mampu menciptakan teknologi yang digunakan untuk mengarungi lautan. Dengan kondisi demikian manusia Homo erectus mengalami musnah kecuali di Papua.

Homo sapiens Berjalan di Atas Es

Teori berikutnya terjadi pada Zaman Es yaitu 2,4 juta tahun lalu.  Saat itu  suhu bumi turun paling rendah akibat terjadinya proses pendinginan aerosol. Beberapa samudera membeku berbentuk es di kawasan kutub dan gletser di gunung. Tutupan es yang luas di seluruh benua Amerika Utara dan Eropa. Pada zaman itu, pemukaan air laut jauh lebih rendah daripada sekarang, karena membeku di daerah kutub.

Berdampak juga di laut China Selatan mengalami kekeringan sehingga kepulauan Nusantara barat bersatu dengan daratan Asia Tenggara. Sementara, pulau Papua juga tergabung kembali dengan benua Australia. Kebanyakan manusia zaman tersebut tidak bisa bertahan hidup karena mati kedinginan dan membeku selama 16.000 tahun. Bahan makanan dari tumbuhn dan hewan banyak yang mati. Kecuali manusia yang tinggal di daerah kering dan pegunungan seperti  Flores, Papua, dan Australia. Hingga zaman es berakhir (zaman interglasial) migrasi manusia relatif tidak terjadi.

Lagi-lagi pada periode glasial -- proses berubah menjadi samudera, manusia modern yang disebut Homo sapiens dari Afrika melakukan migrasi besar-besaran ke seluruh penjuru dunia dalam dua gelombang. Gelombang pertama terjadi sekitar 100.000 tahun lalu, kemudian gelombang kedua pada 50-70 ribu tahun beikutnya.

Manusia Sapiens Hidup di Pesisir

Gelombang pertama memiliki ciri seperti orang Melanosoid yaitu kulit hitam kecoklatan, rambut ikal, dan hidung, bibir besar seperti orang Papua pesisir dan Aborigin di Australia. Mereka berkonfrontasi -- saling membunuh dengan suku-suku sisa dari manusia Homo erectus hingga punh. Mereka  menerapkan budaya berburu dan mengumpulkan makanan (hunter & gatherer), lambat laun menjadi pertanian ladang berpindah.

Beberapa kelompok lain menggunakan perahu cadik menuju Paparan Sahul (Papua dan Australia). Di Papua terbagi dua melalui pantai utara dan selatan. Yang mendarat di pantai utara membentuk suku Biak Numfor, Supiori, Yapen, Waropen, Nabire. Diketahui suku Biak sangat menguasai ilmu pelayaran sehingga menyebar hampir ke seluruh bagian utara dan barat Papua. Sedangkan yang jalur selatan mereka berasal dari Flores (Homo florensis) dan Australia (Aborigin) membentuk suku Muyu, Asmat, Irahutu, Onin, Amungme, Arguni, Kamoro, dan suku Koiwai.

Bahasa Menentukan Suku Bangsa Papua

Melalui bahasa kita bisa menelusuri asal-usul orang Papua. Dikenal dua kelompok besar bahasa dunia yaitu Austronesia yaitu kelompok bahasa Papua Melanesia dan Non Austronesia yang menurunkan bahasa non Melanesia merupakan bahasa asli orang Papua. Yang berkembang pesat adalah bahasa Melanesia sedangkan bahasa asli semakin tidak diketahui keberlangsungannya. Bahasa Melanesia merupakan bahasa induk dari bahasa lokal di Papua yang kini berjumlah 250 bahasa.

Kaluarga bahasa Melanesia merupakan suatu bagian dari suatu rumpun bahasa yang lebih besar ialah rumpun bahasa Austronesia, yang meliputi semua bahasa yang diucapkan di suatu daerah kepulauan yang sangat luas yaitu sebelah barat dibatasi oleh Madagaskar (sebelah timur Afrika), sebelah utara oleh Taiwan, dan sebelah timur oleh kepulauan Paas di Lautan Teduh. Bahasa tersebut masuk ke Papua mendekati wilayah-wilayah pantai dan kepulauan yang jumlahnya sekitar 43 bahasa.

Sedangkan keluarga bahasa-bahasa Papua dapat dibagi ke dalam beberapa keluarga khusus yang satu dengan lain tak ada sangkut pautnya sama sekali. Tiap-tiap keluarga ada sub keluarganya, dan tiap-tiap sub keluarga itu terdiri dari bahasa-bahasa konkrit yang amat banyak jumlahnya. 

Terutama Papua bagian Teluk Cenderawasih dan Daerah Pantai Utara, terkenal dengan gejala kelompok-kelompok bahasa yang amat kecil. Di daerah tersebut ada misalnya bahasa-bahasa yang hanya diucapkan oleh 100 orang, bahkan ada bahasa-bahasa yang lebih kecil lagi. Bahasa asli Papua ini berasal dari wilayah pegunungan.

***

Dari uraian di atas diperoleh benang merah atau hipotesis siapa sesungguhnya orang asli Papua. Yaitu manusia kuno pertama Homo erectus yang berjalan kaki dari Afrika hingga sampai di Papua dan memilih tinggal di pegunungan Maoke. Ciri-ciri mereka berpostur pigmi -- manusia kate/kerdil, berkulit hitam dan rambut keriting.

Sedangkan migrasi berikutnya adalah manusia modern Homo sapiens yang bercirikan orang Melanosoid dengan ciri-ciri postur tinggi dan kurus, berkulit coklat kehitaman dan berambut ikal. Mereka berasimilasi dan kawin mawin dengan sebagian kecil Homo erectus sehingga menjadi orang Papua yang banyak memilih di pesisir pantai.

Ternyata ditemukan bahwa sesungguhnya orang asli Indonesia itu adalah orang Papua sendiri. Benar atau tidak diperlukan kajian yang lebih mendalam. Semoga.

.............

*Dihimpun dari Berbagai Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun