Mohon tunggu...
Mulyadi Djaya
Mulyadi Djaya Mohon Tunggu... Dosen Univ. Papua -

Memotret Papua bagai oase yang tidak pernah kering. Terus berkarya untuk Indonesia yang berkemajuan (#dosen.unipa.manokwari).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyingkap Spekulasi Hilangnya Anak Milyuner Amerika di Papua (1961)

16 Februari 2018   17:39 Diperbarui: 16 Februari 2018   18:14 1663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Michael C. Rockefeller 1934-1961 (fineartamerica.com)

Hingga Berita Hoax

Masih dalam buku yang ditulis Ircham MC. Tersebarnya peristiwa tersebut ke seluruh dunia, pada tahun 1972 sebuah tim TV Jerman yang dipimpin Peter Knipp mengunjungi Papua untuk membuat film pariwisata tentang Muang Thai, Indonesia dan khususnya Papua. Sampai di Papua dia mengirim berita kepada Bangkok Post bahwa ia telah menemukan kerangka Michael, dan segera membawa tulang belulang itu ke keluarga Rockefeller di New York.

Peter Knipp pemimpin tim bercerita tentang perjalanannya hingga sampai ke Asmat. Dari Biak terbang menggunakan pesawat DC-3 ke Jayapura, selanjutnya menggunakan Twin Otter ke Wamena. Dia berjalan kaki dari Wamena menyeberangi sungai Baliem dengan melibatkan 15 orang lokal untuk membawa perlengkapan kameranya.

Setelah 12 jam berjalan sampai di sebuah rumah missi Katolik di Jevaka. Kepada pastur Kamp orang Belanda, Knipp memberi hadiah minuman wishki agar mau mengungkap misteri kehilangan tersebut. Pastor itu mulai buka mulut tentang Michael yang disebutnya sebagai bandit, karena Michael mencoba membeli barang-barang antik dari penduduk pribumi dengan sepucuk senjata, untuk memaksa penduduk menjualnya. 

Diceritakan bahwa pimpinan tim TV itu bersama pastur pergi ke lokasi peristiwa tersebut. Pastur meminta kepada penduduk di sana menunjukkan tulang-tulang Michael yang telah dikuburkan. "Kami memberikan dua pisau lipat, lima korek api gas, dan dua lilin Jerman sebagai pengganti tengkorak dan tujuh potong tulang," ungkap Peter Knipp kepada Bangkok Post. Benarkah cerita tersebut? Menurut Ircham sang penulis buku tersebut Peter Knipp hanya membuat sensasi dan berbohong.  

***

Andaikan Michael Clark Rockefeller masih hidup dan berada di tengah pedalaman Papua seperti seperti cita-cita sebelumnya, maka dia sudah berumur senjah 79 tahun; punya anak, cucu, dan cicit. Kalaupun dia meninggal dunia, di manakah jasadnya terkubur? Tentu tra Rockefeller di Amerika belum menutup buku pencahariannya, menunggu siapa yang membawa berita gembira dan membuktikan misteri menjadi kenyataan. Tentu sudah siap uang jutaan dolar dan berapapun besarnya. Limah puluh enam tahun menunggu tanpa bosan, walaupun ada yang menyebarkan berita hoax.

Memang dunia ini penuh misteri, banyak yang belum diungkap oleh manusia biasa yang serba terbatas. Atau memang sudah menjadi rahasia Ilahi. Semoga.

...............

Dihimpun dari berbagai sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun