"Asmaul Husna, atau nama-nama baik Allah, merupakan konsep yang sangat penting
dalam ajaran Islam. Dalam agama Islam, Allah memiliki 99 nama indah dan sempurna yang
mencerminkan sifat-sifat-Nya yang agung. Setiap nama memiliki makna dan keistimewaan
tersendiri yang menggambarkan kebesaran, kekuasaan, kasih sayang, dan kebijaksanaan
Allah.
Salah satu dari Asmaul Husna yang dipelajari dan diamalkan oleh umat Islam adalah
sifat Allah yang disebut Asy-Syabur, yang artinya 'Yang Maha Sabar' atau 'Yang Maha
Menyabar'. Sifat ini mengajarkan umat Islam tentang pentingnya kesabaran dalam
menghadapi cobaan, ujian, dan kesulitan hidup. Dengan meneladani sifat Asy-Syabur, umat
Islam diharapkan dapat memperoleh ketenangan, keberkahan, dan kekuatan dalam menjalani
kehidupan sehari-hari.
Sifat Allah "Asy-Syabur" ( (memiliki makna sebagai "Yang Maha Sabar" atau
"Yang Maha Menyabar". Allah adalah sumber segala kesabaran yang tidak terbatas dan
sempurna. Sifat ini mengandung beberapa makna penting seperti kesabaran Allah adalah
Maha Sabar dalam menghadapi segala perbuatan hamba-Nya, baik yang baik maupun yang
buruk. Allah memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk bertaubat dan memperbaiki
diri. Sifat Asy-Syabur mengajarkan umat manusia untuk meneladani kesabaran Allah dalam
menghadapi cobaan, ujian, dan kesulitan hidup. Dengan bersabar, seseorang dapat
mendekatkan diri kepada-Nya. Perlindungan dan Pengampunan yang Allah berikan
merupakan kesabaran Allah yang mencerminkan belas kasih-Nya yang tidak terbatas.
Meskipun manusia terus melakukan kesalahan, Allah tetap sabar dan memberikan
kesempatan untuk bertaubat. Sifat Asy-Syabur mengajarkan umat Islam untuk bersabar
dalam menghadapi ujian hidup, baik yang berupa kesulitan, cobaan, atau ujian lainnya.
Dengan bersabar, seseorang dapat memperoleh keberkahan dan kekuatan dari Allah.
Sifat Asy-Shobru dapat di ambil dari kisah kesabaran Ibnu Abbas dihina pada suatu
waktu pernah mendapat cobaa. Abdullah bin Abbas pada suatu waktu pernah mendapat
cobaan. Tiba-tiba saja dia dicaci tanpa sebab oleh seseorang di jalanan. Ibnu Abbas tak marah
atas cacian yang diarahkan kepadanya. Ibnu Abbas justru bertanya apakah cacian itu sudah
selesai. Maka, orang itu menambah cacian ketika menyadari bahwa ibnu Abbas
menggunakan jubah yang indah. Bukanya menambah atau membalas umapatan, Ibnu Abbas
justru membuka jubahnya. Dia memberikan jubah itu sebagai hadiah kepada orang yang telah
mencacinya. Sehingga orang yang mencaci terssebut merasa malu dan pada akhirnya menjadi
murid dari Ibnu Abbas
Selain kisah Ibnu Abbas juga terdapat kisah seorang pria miskin berjualan makanan
kecil dengan penuh kesabaran. Meskipun diolok-olok oleh sekelompok anak muda, ia tetap
tenang dan sabar. Meskipun terluka, pria itu tetap melayani pelanggannya dengan ramah.
Beberapa pelanggan akhirnya membeli makanan dari pria miskin sebagai dukungan atas
kesabarannya. Dengan ketabahan, pria miskin itu mendapatkan keberkahan dan
penghormatan dari orang-orang di sekitarnya. Kisah ini mengajarkan pentingnya kesabaran,
ketabahan, dan keikhlasan dalam menghadapi ujian hidup.
Kisah inspiratif tentang Ibnu Abbas dan Seorang pedagang di pasar menggambarkan
bagaimana sifat Asy-Syabur dapat membantu seseorang menghadapi cobaan dan ujian hidup
dengan lapang dada. Ibnu Abbas dan pedagang pria menjadi teladan bagi kita semua untuk
tetap bersabar, yakin, dan bersyukur dalam menghadapi setiap rintangan yang datang, karena
dengan kesabaran dan keyakinan, segala sesuatu akan menjadi lebih indah di waktu yang
tepat.