Mohon tunggu...
Multiply Indonesia
Multiply Indonesia Mohon Tunggu... -

Multiply Inc. didirikan pada tahun 2004 oleh Peter Pezaris, Michael Gersh dan David Hersh. Dengan kantor pusat di Boca Raton, Florida, Amerika Serikat, Multiply adalah jaringan sosial terbesar kedua di Asia Tenggara, dengan jutaan pengguna di AS, Brazil, India dan banyak lagi. Multiply awalnya menjalankan fungsi utama sebagai jaringan sosial dimana penggunanya berbagi foto, blog, video dan tautan. Dengan berkembangnya waktu, Multiply pun mulai menjalankan fungsi e-commerce. Pada 20 September 2010, sebagian besar saham Multiply.com diakuisisi oleh Naspers Limited (NPSN-JSE), sebuah perusahaan pakar e-commerce di Eropa, Asia, Amerika Latin dan Afrika. PT Multiply Indonesia didirikan pada 15 Desember 2010. Berkantor di Jakarta, kantor Multiply di Indonesia tersebut diproyeksikan akan menjadi kantor kedua terbesar setelah kantor pusat di Florida. Salah satu kekuatan Multiply di Indonesia adalah komunitas kuat yang sudah terbangun. Saat ini, Multiply Indonesia memiliki 43.000 penjual (dengan 2.000 penjual baru tiap bulannya), 2 juta akun terdaftar dan 7 juta kunjungan unik tiap bulannya. PT Multiply Indonesia dipimpin oleh Country Manager Daniel Tumiwa.

Selanjutnya

Tutup

Money

Momtrepreneurs ala Multiply

30 November 2011   16:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:59 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Di sebuah artikel majalah pemasaran ternama, disebutkan bahwa ada tiga agen perubahan pada era digital ini: anak muda, netizen dan wanita.  Seringkali wanita masih dipandang sebagai konsumen semata, pasar yang perlu dipahami dan ditaklukkan.  Nyatanya, wanita jaman sekarang bukan sekadar konsumen, namun juga menjadi kontributor aktif bagi pengembangan ekonomi negara.  Bila wirausaha adalah pendukung pergerakan ekonomi negara, mari kita tengok bagaimana wanita berperan serta dalam memajukannya.

Jangan heran bila Ibu Rumah Tangga jaman digital ternyata memiliki segudang prestasi yang bukan saja terkait dengan mengurus anak, rumah ataupun memasak.  Sekarang ini, semakin banyak timbul pebisnis wanita sukses yang cerdas mengembangkan bisnisnya dengan mendayagunakan kekuatan jaringan Internet.  Wanita-wanita hebat biasa disebut Momtrepreneurs.

Momtrepeneurs adalah wanita yang umurnya masih relatif muda (dibawah 35 tahun), sudah menikah, punya setidaknya satu anak dan adalah wirausahawan yang sukses. Biasanya, bila ditanya alasan mereka menjelajahi ranah online, jawabannya cukup sederhana, "Sudah menikah, namun ingin terus berkarya, berkontribusi terhadap keuangan keluarga, namun tetap bisa ngemong anak."

Meskipun sekarang dunia usaha sudah menjadi tanpa batas, alias nirgender, kebanyakan wanita yang memiliki usaha online masih memilih untuk mengembangkan produk yang relevan terhadap dunia mereka, terutama yang berkaitan dengan fashion, aksesoris dan tentu saja, dunia anak.

Anita Putri dari Faustasyandana, misalnya, memulai toko online-nya di Multiply karena ia sering kesulitan menemukan produk bayi yang bebas kimia.  “Kalau saya concern terhadap produk yang digunakan bayi saya, pastinya ibu-ibu yang lain juga sama,” ceritanya.  Oleh karena itu, tercetuslah ide untuk mulai menjual produk bebas BPA.  Berhubung Anita punya pekerjaan full-time di perusahaan konsultan milik keluarganya, ia pun memilih untuk mendirikan bisnis sampingan menggunakan platform online.  “Toh saya juga nggak perlu toko fisik ataupun tempat penyimpanan stok barang yang tidak terlalu besar untuk barang yang saya jual,” lanjutnya.  Saat ini, toko Anita sudah menjadi salah satu tujuan belanja bagi para ibu yang ingin mencari produk bayi berkualitas dengan harga bersaing.  “Alhamdulillah, para brand besar seperti Gerber, lifefactory, Tommee Tippee, Avent dan Yoomi, sudah mempercayakan saya untuk jadi salah satu distributor mereka di Indonesia, padahal komunikasi kami hanya sebatas email dan YM,” tambahnya.

Kebanyakan momtrepreneurs memang tidak memiliki latar belakangan pendidikan yang berorientasi bisnis.  Meskipun begitu, bukan berarti mereka tidak paham pengelolaan bisnis dan pelayanan pelanggan yang tepat.  Dengan melakukan berbagi uji coba, beberapa penjual di Multiply, misalnya, berhasil menemukan formula tepat dalam menjalankan bisnisnya dan menggaet pelanggan setia.  "Di Multiply, contohnya, karena penggunanya sangat ramah dan sangat suka bersosialisasi, penting sekali untuk menyapa dan memberikan update secara reguler.  Mempertahankan hubungan baik dengan pembeli membantu mencetak pelanggan setia.  Pada dasarnya, first impression sangat penting.  Mereka puas di pembelian pertama, kemungkinan mereka kembali ke toko saya dan melakukan pembelian ulang sangatlah besar," cerita Sari, salah satu pemilik toko online di Multiply.  "Saya belajar dari pengalaman.  Saya belajar dari penjual lain dan juga dari pembeli saya.  Karena sekarang Multiply semakin besar sejak memutuskan untuk fokus di e-commerce, potensi pengembangan semakin besar," lanjutnya.

Bila dilihat, momtrepreneurs biasanya memiliki support system yang kuat dari keluarganya.  Bilamana para momtrepreneurs 'buka lapak' di pameran misalnya, dipastikan suami akan senantisa menerima, turut mendukung menata stand dan bahkan menjaga stand. Sang buah hati pun tidak jarang turut hadir, mendukung sang ibu dengan caranya sendiri.  Bila disebutkan bahwa, a person can't have it all, kemungkinan besar tidak sepenuhnya benar.  Memiliki bisnis online memungkinkan seorang wanita untuk mengembangkan bakat berbisnisnya, berkontribusi untuk keluarganya, mengejar passion dalam hidupnya dan juga menyebarkan pesan yang baik kepada pelanggannya.

Tertarik jadi momtrepreneur?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun