Mohon tunggu...
Mul Rama
Mul Rama Mohon Tunggu... Freelancer - Menjadi bermanfaat untuk banyak orang

Pusat informasi berbasis edukasi mengenai Sosial, Budaya, dan Sastra. Email: multasamnur@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Touring Pendidikan Pelosok Kabupaten Wajo

15 Maret 2020   16:02 Diperbarui: 15 Maret 2020   15:56 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

SD Negri 410 Akkotengeng
(Dusun Lappalare, Desa Akkotengeng, Kec. Sajoanging, Kab. Wajo)

Jauh di ujung pelosok Kab. Wajo berbatasan dengan lautan lepas teluk Bone, terdapat Sekolah Dasar Negeri yang cukup memprihatinkan, berdiri sejak 1986 namun kurang mendapat perhatian dari Pemerintah Kab. Wajo.

Sekolah tanpa listrik ini memiliki 3 Bangunan semi permanen ala kadarnya, berupa kelas Rumah Panggung yang sebagian besar bangunannya hampir roboh. Memiliki 49 siswa, 5 guru honorer dan 1 Kepala sekolah (PNS).

Para guru setiap harinya menggunakan perahu yang berasal dari sumbangan dari pemda Kab. Wajo untuk digunakan sebagai alat transportasi menuju ke sekolah dengan jarak tempuh 45 menit, itu pun perahu sudah rusak dan kadang  mesinnya mati di tengah sungai, mau tidak mau para guru akan mendayung perahu sampai ke dermaga. Jika perahu rusak maka para guru akan jalan kaki dengan jarak tempuh 2 jam menuju sekolah.

Bahasa juga menjadi kendala utama dalam proses pembelajaran, bahasa Bugis menjadi bahasa number one. Impian anak-anak akkotengeng pun tak seindah impian anak-anak pada umumnya, setelah tamat dari SD sebagian besar siswa tak  bersemangat untuk melanjutkan sekolah karena terkendala biaya dan harus berpisah dari orang tua.

Kamis, 12 Desember 2019, Tim survey Touring Pendidikan Peduli Pendidikan Kab. Wajo menuju Lokasi,

Di kabupaten ini kata sebagian besar tamu yang sudah berkunjung, warganya sekke (Kikir) dan bangka' (sombong) tapi jika ada orang baik maka kebaikannya dan hatinya melebihi malaikat

Itu terbukti saat kami singgah sejenak di salah satu warung depan rumah salah satu warga, meminta izin ke WC namun katanya di warung dan rumah tersebut tak ada kamar mandi atau WC, dengan wajah jutek tak bersahabat, saya hanya senyum-senyum saja karena watak dan karakter tersebut tak jarang di temui di kampung tersebut.

Kab. Wajo khususnya di pedesaan, pukul 21.00 warga sebagian besar sudah terlelap, kami mencari mesjid yang rencananya akan dijadikan untuk tempat beristirahat malam itu, dan secara kebetulan  juga malam itu ada masjid yang masih menyala lampunya dan pintu pagar terbuka lebar seakan memang menunggu kami datang.

Kami pun terlelap di dalam masjid sambil menunggu hujan redah yg katanya itu hujan kali pertama di desa tersebut. Jangan engkau tanyakan dinginnya itu malam.

Azan subuh berkumandang kami pun terbangun, sesaat menatap Muazin yg membangunkan kami, pikirku mungkin beliau imam desa, keyakinanku bertambah saat beliau juga yang memimpin salat. Seusai salat beliau menyapa kami, senyum dan candaan menjadi ciri khas beliau, kami pun mengutarakan niat kedatangan dan di sambut baik oleh beliau,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun