Mohon tunggu...
Mul Rama
Mul Rama Mohon Tunggu... Freelancer - Menjadi bermanfaat untuk banyak orang

Pusat informasi berbasis edukasi mengenai Sosial, Budaya, dan Sastra. Email: multasamnur@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mahasiswa dan Tradisi Pulang Kampung

7 Maret 2020   13:30 Diperbarui: 7 Maret 2020   14:44 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pulang kampung, kegiatan yang selalu dilakukan oleh orang-orang yang merantau jauh dari kampung halamannya. Ya, pulang kampung, pulang ke kampung tempat dimana kita berasal, tempat dimana kita dibesarkan.

Akan tetapi, pada dasarnya, apa sebenarnya arti pulang kampung itu? Menurut saya, pada dasarnya pulang kampung mengingatkan kita pada hakikat kita yang seharusnya, hakikat hidup, hidup untuk apa dan hidup untuk siapa.

Hakikat hidup yang bukan semata-mata hanya mencari uang untuk penghidupan, tetapi hidup lebih dari itu. Hakikat kita untuk menjadi orang yang berguna bagi orang lain, yang paling mendasar adalah bagi orang tua, keluarga, dan orang-orang sekitar kita. Kampung halaman, tempat di mana kita dibesarkan, tempat yang ikut serta dalam kehidupan kita, yang membuat kita hingga sampai seperti sekarang ini.

Pulang kampung mengingatkan kita pada nilai-nilai yang ditanamkan sejak kecil, orang-orang yang ikut membesarkan kita, dan hal-hal serta kejadian-kejadian yang juga ikut membangun kita.

Bagi mahasiswa perantau, mudik merupakan suatu keharusan yang terjadi pada mereka. Mudik atau pulang kampung (pulkam) biasa dilakukan ketika memasuki libur panjang. Bahkan momen mudik lebaran menjadi sangat penting karena bertepatan dengan libur perkuliahan.

Mudik merupakan tradisi yang terjadi di kalangan penduduk Indonesia. Biasanya mereka menghabiskan waktu liburnya dengan berkumpul bersama keluarga di rumah ataupun dengan melepas rindu pada kampung halaman yang lama ditinggalkan.

Sudah menjadi kebiasaan apabila mendekati libur panjang perkuliahan, mahasiswa akan bersiap untuk mudik. Bahkan, untuk yang mudik ke tempat jauh sekalipun mereka telah mempersiapkannya dengan membeli tiket mudik lebih awal. Hal ini mereka lakukan agar bisa mendapatkan harga tiket yang lebih murah ketimbang membelinya saat mendekati libur panjang.

Bagi mahasiswa perantau, mudik juga jadi pilihan daripada harus berdiam diri seharian di kamar indekos. Persiapan mudik merupakan suatu kesibukan yang baru bagi mahasiswa perantau.

Dalam persiapan itu,  ada yang membeli oleh-oleh buat  keluarga di rumah. Bahkan tak jarang mereka rela mengeluarkan uang yang tak sedikit demi membawakan oleh-oleh khas daerah perantau.

Selain itu, bagi mereka yang mempunyai jangka waktu libur perkuliahan yang lama terbilang satu hingga dua bulan. Pertama kali mereka lakukan ialah membersihkan kamar indekos sebelum mudik. Ini mereka lakukan agar kamar yang ditinggalkan menjadi bersih dan nyaman dan ketika kembali pun tak dipusingkan untuk membersihkannya lagi.

Di samping dengan kebahagiaan yang dirasa bagi mahasiswa perantau mudik, ada sedikit yang paling menyiksa. Ketika persiapan yang dilakukan sudah matang ternyata malah gagal mudik. Memang kadang nasib mahasiswa perantau tidak tentu arah.

Alasan gagal mudik pun bermacam-macam. Mulai karena tugas kuliah sampai kehabisan tiket mudik. Tugas kuliah kadang menjadi beban bagi mahasiswa. Namun, itu sudah menjadi bagian dari kehidupan mahasiswa. Lebih menyakitkan lagi ketika masih mendapatkan tugas kuliah padahal sudah masuk libur perkuliahan. Niat ingin berlibur pun menjadi terhalang dengan adanya tugas kuliah.

Selain itu, tren mudik mahasiswa perantau juga berlaku bagi mereka yang tempat tinggalnya bisa dibilang masih dekat. Bahkan tiap seminggu sekali mereka sering pulkam. Namun tetap saja mereka ingin dibilang pulang kampung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun