Mohon tunggu...
muliza dinda
muliza dinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo saya mahasiswa yang sedang berjuang menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana. Semoga artikel-artikel yang saya buat dapat bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggunakan Medsos tanpa Diawasi Orang Tua Cara Bicara Anak Jadi Kasar

30 Juli 2023   08:47 Diperbarui: 30 Juli 2023   08:54 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosial media telah menjadi bagian integral dalam kehidupan modern kita dan telah mengubah cara berkomunikasi dan berinteraksi. Meskipun memberikan banyak manfaat, penggunaan sosial media tanpa pengawasan dapat berdampak negatif, terutama pada cara berkomunikasi anak-anak. Artikel ini akan membahas bagaimana penggunaan sosial media tanpa pengawasan dapat mempengaruhi cara berkomunikasi anak menjadi kasar dan menimbulkan dampak negatif lainnya.

Anak-anak yang terpapar secara bebas pada berbagai konten di sosial media cenderung mengadopsi gaya komunikasi yang kasar dan kurang sopan. Mereka bisa terpengaruh oleh bahasa yang tidak pantas, pelecehan verbal, dan perilaku agresif yang biasanya mereka temui di dunia maya. Hal ini dapat mengakibatkan anak-anak kehilangan sensitivitas terhadap perasaan orang lain dan merusak kemampuan mereka dalam berkomunikasi dengan cara yang bijaksana dan menghargai orang 

  • Jadi bagaimana media sosial dapat membengaruhi cara bisara anak?. berikut saya jabarkan :

1. Konsumsi Konten Tidak Pantas:

Anak-anak yang tidak diawasi saat menggunakan sosial media berisiko terpapar dengan konten yang tidak pantas, termasuk bahasa kasar dan perilaku agresif dari pengguna lain. Paparan terus-menerus terhadap konten tersebut dapat menyebabkan anak meniru perilaku tersebut dalam komunikasi sehari-hari.

2. Pengaruh dari Bahasa Negatif:

Sosial media seringkali menjadi tempat di mana bahasa negatif dan hinaan merajalela. Anak-anak yang tidak memiliki pengawasan cukup dapat terpengaruh oleh bahasa ini dan menganggapnya sebagai norma dalam berkomunikasi, sehingga mereka mungkin cenderung menggunakan kata-kata kasar atau menyakitkan saat berinteraksi dengan orang lain.

3. Rendahnya Kemampuan Berempati:

Komunikasi di dunia maya seringkali bersifat anonim, sehingga anak-anak dapat kehilangan kesadaran akan perasaan dan emosi orang lain di balik layar. Hal ini dapat mengurangi kemampuan mereka untuk berempati dan memahami dampak dari kata-kata kasar yang mereka ucapkan kepada orang lain.

4. Bullying dan Konflik:

Penggunaan sosial media tanpa pengawasan dapat menyebabkan anak terlibat dalam perilaku bullying atau konflik dengan teman sebaya. Ketidakcukupan pengawasan orang dewasa membuat anak kurang terdorong untuk berkomunikasi dengan cara yang sehat dan mengatasi konflik dengan bijaksana.

5. Persepsi Identitas Diri yang Terganggu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun