Pemerintah terus mendorong eksplorasi nikel Indonesia. Pasalnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam sesi wawancara (18/9/2023) memprediksi bahwa cadangan nikel Indonesia sebesar 5,3 miliar ton akan habis dalam waktu 15 tahun mendatang. Untuk mencegah hal tersebut, pemerintah melalui Menteri ESDM terus berupaya mendorong eksplorasi pengembangan nikel guna menggali potensi tambahan cadangan nikel sebesar 17 miliar ton.
Dorongan eksplorasi ini menjadi tantangan tersendiri bagi industri nikel Indonesia. Produsen nikel harus dapat melakukan eksplorasi yang memakan biaya tidak sedikit, mulai dari biaya survei, pengeboran, penghitungan, dan pengangkutan hasil eksplorasi hingga analisis data. Belum lagi lokasi eksplorasi yang berpindah-pindah dan berjauhan membuat semua pekerjaan dan sumber daya yang digunakan harus memiliki kecepatan dan efisiensi yang tinggi.Â
Sayangnya, masih ada pekerjaan yang belum dilakukan secara efisien, salah satunya adalah pekerjaan menghitung muatan hasil eksplorasi yang sering dilakukan secara manual oleh beberapa tenaga kerja manusia. Penghitungan muatan truk secara manual seringkali menjadi kendala dalam aktivitas eksplorasi nikel karena prosesnya yang memakan waktu dan rentan terhadap kesalahan. Akibatnya, proses eksplorasi menjadi terhambat dan biaya operasional meningkat. Perusahaan juga berpotensi kehilangan peluang untuk memperoleh lahan nikel yang strategis.Â
Menyoroti hal tersebut, startup Widya Robotics asal Yogyakarta menawarkan sebuah solusi lewat teknologi hitung yang mereka diciptakan. Solusi tersebut bernama Widya Load Scanner, alat pengukur volume muatan truk yang memanfaatkan teknologi LiDAR (light distance and ranging). Alat ini dinilai mampu menghitung volume muatan truk secara otomatis, sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga, serta meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi pada penghitungan manual.
"Widya Load Scanner mampu menghitung volume muatan dalam waktu singkat, yakni kurang dari 40 detik untuk satu kali pengukuran. Selain singkat, alat ini juga telah tersertifikasi oleh SUCOFINDO (PT Superintending Company of Indonesia) memiliki akurasi hingga 99,23% dalam penghitungan volume muatan" Ujar Tri Yunianta selaku VP of Technology Widya Robotics.Â
Widya Load Scanner juga mudah digunakan karena cukup dioperasikan oleh satu operator tanpa pelatihan khusus yang lama. Awalnya, truk yang membawa muatan berhenti sebentar di bawah alat ini. Kemudian, sensor LiDAR akan melakukan 2 kali scanning pada permukaan muatan dalam truk.Â
Scanning pertama dilakukan saat truk berisi muatan, dimana truk akan diarahkan untuk berhenti di bawah Widya Load Scanner. Kemudian, sensor LiDAR akan melakukan scanning pada permukaan bidang muatan truk yang diukur. Setelah itu, truk dikosongkan dan scanning kedua dilakukan untuk mendapatkan volume bak secara keseluruhan. Kedua hasil scanning dikalkulasikan untuk mendapatkan volume muatan sebenarnya. Disamping itu, kedua proses scanning ini juga dapat dilakukan sebaliknya menyesuaikan kebutuhan perusahaan.
Alat ini dilengkapi fasilitas dashboard komputer yang ditujukan untuk menampilkan hasil penghitung secara langsung. Lebih lanjut, hasil penghitungannya akan tersimpan secara otomatis dalam sistem, sehingga data yang diperoleh bersifat real-time. Bahkan data tersebut dapat diunduh dalam format excel atau csv yang memudahkan pihak perusahaan untuk membukanya dimana saja dan kapan saja. Fleksibilitas ini mendukung kegiatan eksplorasi yang biasanya dilakukan jauh dari perusahaan pusat.