Mohon tunggu...
Muliasari
Muliasari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa/Universitas Muhammadiyah Magelang

Seorang Mahasiswa Jurusan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Industri Beton Diprediksi Cerah, Perusahaan Batching Plant Perlu Siapkan Diri Hadapi Tren Baru

11 Oktober 2023   10:08 Diperbarui: 11 Oktober 2023   10:37 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pabrik Beton Industri Konstruksi - Foto oleh Tosa dari Widya Robotics

Material konstruksi menjadi penting dalam sebuah proyek konstruksi, termasuk dalam proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia yang terus bertumbuh. Indonesian Construction Market Outlook (IMCO) 2023 memprediksi bahwa total proyek konstruksi (proyek gedung dan sipil, tidak termasuk migas) tahun 2023 meningkat sebesar 5,78% dibanding tahun lalu. Artinya kebutuhan material seperti beton, pasir, semen, batu, dan material proyek lainnya juga ikut meningkat.

Salah satu lini bisnis yang berpotensial untuk dikembangkan adalah produksi beton, baik yang pracetak maupun prategang. Dilansir dari pu.go.id, potensi penggunaan beton dalam konstruksi infrastruktur sektor sumber daya air adalah sebesar 80%, untuk sektor permukiman sebesar 60%, sektor perumahan sebesar 60%, dan sektor jalan dan jembatan sebesar 56-71%.

Potensi meningkatnya kebutuhan material beton ini dibarengi dengan tantangan baru yang harus dipecahkan oleh perusahaan batching plant, selaku produsen beton. Tantangan ini berkaitan dengan kualifikasi material yang dibutuhkan di pasar industri konstruksi.

Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan akan ada tiga tren kebutuhan material beton dalam pembangunan infrastruktur kedepannya, yakni mencakup berbiaya terjangkau, berkualitas tinggi, dan cepat diproduksi. 

Ilustrasi Material Konstruksi - Foto oleh Ryzhkov Olekasndr dari Adobe Stock 
Ilustrasi Material Konstruksi - Foto oleh Ryzhkov Olekasndr dari Adobe Stock 

Herry Trisaputra Zuna selaku Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan Kementerian PUPR dalam seminar daring menjelaskan bahwa material konstruksi dengan biaya terjangkau akan menjadi bahan konstruksi utama. Harga beton yang terjangkau memungkinkan pemerintah mengalokasikan dana untuk membangun lebih banyak infrastruktur yang dibutuhkan oleh masyarakat. 

Kemudian, terkait tren kebutuhan material konstruksi yang berkualitas tinggi, penggunaan kualitas beton yang baik akan menjamin keamanan dan keberlangsungan infrastruktur dalam jangka panjang serta mengurangi biaya perawatan dan perbaikan yang mungkin diperlukan pada masa depan. 

Tren kebutuhan material konstruksi yang ketiga adalah kebutuhan material yang cepat diproduksi. Tersedianya material dengan cepat akan memberikan efek positif bagi kecepatan pengerjaan konstruksi. Di sisi lain, kecepatan pengerjaan konstruksi juga menjadi kunci untuk mengurangi dampak yang terjadi selama proses konstruksi, sehingga dapat segera memberikan manfaat bagi masyarakat. Urgensi ini yang membuat kontraktor memerlukan perusahaan batching plant yang mampu memenuhi jumlah beton yang kontraktor butuhkan dengan cepat.

Perusahaan batching plant dituntut untuk mampu mengimplementasikan ketiga tren tersebut agar dapat bersaing dalam bisnis konstruksi. Oleh karenanya, perusahaan batching plant perlu mengubah siklus operasional dan produksi beton agar dapat menghasilkan beton berkualitas baik dengan cepat dan efisien. 

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam mengoptimalkan bisnisnya adalah dengan mengurangi biaya yang dikeluarkan. Perusahaan dapat melakukan pengurangan biaya dengan mengefisiensikan pekerjaan operasional, produksi hingga distribusi. Dengan mengkombinasikan antara teknologi dan manusia, maka suatu pekerjaan dapat dikerjakan secara lebih efisien dan efektif. 

Dalam proses distribusi dan produksi material, penghitungan material dari vendor menjadi salah satu hal yang perlu efisiensi. Kebanyakan penghitungan volume saat ini masih dilakukan oleh beberapa orang secara manual. Selain membutuhkan banyak SDM, proses yang dilakukan saat ini dinilai memakan waktu yang lama dan rentan kesalahan. Oleh karena itu, penggunaan teknologi tepat guna dapat menjadi solusi.

Ilustrasi Teknologi Konstruksi dan Batching Plant - Foto oleh Tosa dari Widya Robotics 
Ilustrasi Teknologi Konstruksi dan Batching Plant - Foto oleh Tosa dari Widya Robotics 

Beberapa teknologi pendukung kini telah dikembangkan dan telah menjadi tren di sektor konstruksi, termasuk perusahaan batching plant. Salah satu teknologi yang dapat dikombinasikan untuk melakukan otomatisasi penghitungan volume muatan adalah Widya Load Scanner. Teknologi ini diciptakan oleh Widya Robotics untuk mempercepat proses distribusi material maupun pencatatan material, seperti pasir, split, readymix, dan masih banyak lagi. 

"Widya Load Scanner memanfaatkan teknologi LiDAR atau Light Detection and Ranging untuk melakukan scanning pada muatan truk secara otomatis, akurat, dan cepat. Alat ini juga dilengkapi dengan dashboard komputer yang dapat menampilkan proses dan hasil penghitungan volume muatan secara real-time" ujar Tri Yunianta selaku VP of Technology Widya Robotics. 

Dengan diterapkannya teknologi dapat membantu perusahaan meminimalisir kesalahan akibat human error. Disamping itu, investasi pada teknologi juga membantu mengurangi jumlah tenaga kerja sehingga perusahaan dapat mengalokasikan dana lebih besar pada pembelian bahan baku yang lebih berkualitas. 

Penggunaan bahan baku yang berkualitas dan efisiensi proses produksi akan membantu perusahaan menghasilkan beton yang murah, cepat, dan berkualitas. Dengan demikian, perusahaan batching plant akan mampu mengimplementasikan dan memenuhi kualifikasi tren kebutuhan material beton dalam rencana pembangunan infrastruktur di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun